Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Prabowo Terlalu Ramah kepada Koruptor

8 April 2019   19:45 Diperbarui: 8 April 2019   20:14 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka para koruptor memang menunggu-nunggu siapa pemimpin paling ramah terhadap mereka - Gbr: Tribun Medan

Tampaknya kita bisa mengucapkan selamat kepada koruptor jika Prabowo Subianto terpilih jadi presiden. Alasannya, karena berkali-kali calon presiden yang berpasangan dengan Sandiaga Uno ini memperlihatkan wajah ramahnya kepada para koruptor. Setelah pada debat capres beberapa waktu lalu, di hari Minggu 7 April 2019 pun ia lagi-lagi menunjukkan keramahan itu. 

Simak saja isi pidatonya di depan ratusan ribu pengunjung di Stadion Gelora Bung Karno. Saat berbicara soal budaya korupsi, ia mengatakan akan memanggil para koruptor, meminta mereka taubat, meminta mengembalikan uang dengan kesadaran, dan boleh disisihkan sebagian sebagai jatah pensiun.

Tercenung. Seorang Prabowo berbicara taubat untuk para koruptor. Berharap uang negara dikembalikan dengan kesadaran. Dan, membolehkan uang hasil korupsi untuk disisihkan. Akhirnya tergelak sendiri, tertawa, karena kita punya satu calon presiden dengan kualitas begini.

Satu sisi terasa humanist sekali saat ia memperlihatkan seolah sangat memahami sulitnya jika seorang koruptor sampai dimiskinkan. Ada kesan, ia memiliki perasaan yang sangat peka, dan sangat memanusiakan manusia hingga koruptor pun tetap dimanusiakan. Luar biasa, ya?

Ia terlihat tidak tega jika ada yang sampai menjadi miskin, terlepas yang mengalami kemiskinan itu adalah seorang koruptor.

Tiba-tiba terpikir lagi, mau tidak mau mesti diakui jika mereka yang selama ini tercatat sebagai koruptor adalah orang-orang pintar, berpengalaman, dan rata-rata punya pengaruh besar. Hampir tidak ada koruptor yang tidak punya pengaruh, entah di tengah kalangan elite, hingga ke akar rumput.

Jadi, satu sisi bisa dimaklumi kenapa Prabowo memberikan "lampu hijau" lewat keramahannya terhadap para koruptor, entah yang telah terciduk aparat berwenang atau masih bisa bermain-main mumpung belum ketahuan. 

Apanya yang bisa dimaklumi? 

Menjelang Pilpres, ia membutuhkan suara dari siapa saja dan dari mana saja, hingga dengan cara apa saja. Para koruptor yang sudah terpenjara hingga yang masih bisa menghirup udara bebas di luar penjara, bisa ia manfaatkan. Mereka bisa menjadi tangan-tangan yang bisa saja membantunya, agar ia bisa mendulang suara.

Ada kesan kuat di sini, "Anda bantu saya, kelak saya bantu Anda." Ini juga kesan yang beberapa kali dipamerkan oleh Prabowo, baik di panggung debat hingga di depan rakyat saat ia berpidato. Sinyalnya tentu saja teralamatkan kepada koruptor. 

Sebab lagi-lagi para koruptor dapat dipastikan mampu menjadi penggerak, untuk menggerakkan rakyat yang lebih mementingkan hari ini makan apa daripada berpusing-pusing besok akan jadi apa jika seseorang berkuasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun