Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Di Panggung Itu, Mereka Sama-sama Terluka

23 Februari 2019   22:06 Diperbarui: 23 Februari 2019   22:12 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggung debat, panggung memperlihatkan siapa calon pemimpin paling siap untuk terluka supaya tidak melukai rakyat mereka - Foto: Tirto

Mungkin Anda belum lupa, saat Prabowo begitu yakin bahwa idenya yang ingin mendirikan BUMN khusus yang berhubungan dengan perikanan dan laut, sebagai sebuah ide yang baru, akhirnya bisa menemukan fakta berbeda.

Di luar pengetahuannya, ternyata Jokowi sebagai petahana selama ini pun sudah menggerakkan Perindo hingga Perinus, sebagai BUMN yang menampung ikan-ikan hasil tanggapan para nelayan. 

"Mungkin bapak (Prabowo) belum tahu bahwa kita telah memiliki yang namanya PERINDO, kita telah memiliki yang namanya PERINUS, yang itu membantu membeli ikan-ikan yang ada di rakyat," kata Jokowi saat itu, sekaligus memperlihatkan lagi kepada Prabowo seputar apa yang dilakukan pemerintah namun belum ia ketahui.

Di sini, lagi-lagi Prabowo bisa melihat secara jelas, bahwa pemasok data kepadanya sebagai calon presiden pun tampaknya bukanlah orang-orang yang cukup paham dalam membaca lawan, kelebihan, hingga kekurangan lawan. Maka itu, Jokowi sebagai lawannya dengan gampang menjungkirbalikkan apa yang diyakini Prabowo sebelumnya.

Termasuk saat ia berbicara dengan lantang bahwa nelayan susah dan perizinan sulit, akhirnya Prabowo jadi tahu bagaimana mekanisme kebijakan selama ini terkait nelayan. 

"Mengenai yang berkaitan dan perizinan untuk nelayan-nelayan kecil yang memiliki bobot 10 GT ke bawah ini sudah tidak pakai izin lagi," kata Jokowi saat itu, sekaligus konfirmasi bahwa data yang jadi pegangan Prabowo bukanlah data sahih.

Jokowi pun menegaskan, bahwa hanya yang 10-30, 30 ke atas yang harus mendapatkan izin, baik dari KKP maupun dari provinsi.

Secara fair, betul keduanya saling serang. Prabowo berusaha menelanjangi Jokowi, dan sebaliknya Jokowi pun membuka ketidaktahuan seorang Prabowo. Termasuk saat Jokowi membeberkan soal lahan, itu juga memang merupakan sesuatu yang sebelumnya terbilang rahasia, dalam arti tak banyak orang yang tahu tentang seberapa luas sebenarnya lahan di negeri ini berada di tangan Prabowo. Namun akhirnya publik terbantu untuk tahu.

Sayangnya, ada sementara kalangan yang tampaknya belum cukup siap untuk menerima fakta dari panggung debat. Bahkan ada yang secara sepihak menuding Jokowi melakukan serangan. Mereka luput melihat bahwa Prabowo yang dipandang sebagai korban serangan pun sejatinya hampir tidak kenal henti melayangkan serangan. 

Lihat bagaimana Prabowo saat itu mencibir persoalan sertifikat lahan untuk masyarakat. Sejatinya ini juga merupakan sebuah serangan, karena memvonis kebijakan yang selama ini dilakukan Jokowi dengan jutaan sertifikat yang telah dibagi-bagikan kepada masyarakat.

"Pada saatnya, kita tidak punya lagi lahan untuk kita bagi," kata Prabowo ketika mengemas serangan seputar kebijakan Jokowi. Di sinilah Jokowi memukul balik dengan fakta terdekat, untuk membuktikan bahwa baginya lebih baik lahan dibagikan kepada masyarakat kecil daripada hanya dikuasai segelintir orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun