Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Jokowi dari Kacamata Bocah Bernama Rafi

9 Februari 2019   20:17 Diperbarui: 9 Februari 2019   20:51 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa terjujur adalah bahasa anak-anak. Presiden Jokowi saat bertemu seorang bocah bernama Rafi - Foto: Suara.com

Nelson Mandela punya kesan tersendiri terkait anak-anak dan dunia mereka. "There can be no keener revelation of a society's soul than the way in which it treats its children," kata mantan Presiden Afrika Selatan yang melegenda tersebut.

Sedikitnya, kalimat itu juga cukup mewakili sebuah pemandangan kala Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Pesantren Al-Ittihad, Jumat 8 Februari 2019. Ketika seorang anak di gendongan ibunya berteriak dari kejauan, "Pak... Pak... Pak...."

Suara panggilan bocah yang berkebutuhan khusus ini hampir tenggelam oleh hiruk pikuk warga yang kebanyakan adalah orang-orang dewasa. Apalagi sebagian besar orang yang berada di lokasi sedang terbetot perhatian mereka kepada sosok Jokowi yang sedang di tengah-tengah mereka.

Momen itu terekam oleh masyarakat yang datang ke lokasi, dan dalam hitungan menit sudah beredar dan viral di berbagai platform media sosial. 

Bocah yang meneriaki nama Jokowi itu mendapatkan kesempatan itu. Meski teriakannya seolah tenggelam oleh keriuhan dalam keramaian, teriakannya terdengar oleh Jokowi. Diibaratkan film, momen inilah yang mampu membuat para pengguna media sosial tersentuh, dan tidak sedikit yang mengaku terharu melihat unggahan video yang mengabadikan bocah bernama Rafi Ahmad Fauzi tersebut bersama Jokowi.

Rafi terlihat seolah ingin terbang untuk dapat segera berada di pelukan Presiden Jokowi, tak lama setelah sang Kepala Negara meminta bocah ini ke dekatnya. Pun sosok bapak tiga anak dengan dua cucu, Jokowi, pun bergegas menyambutnya setelah melihat Rafi dibawa ke arahnya.

Jika diperhatikan, dari momen singkat tersebut cukup memperlihatkan bagaimana antusiasme, kegembiraan, dan kebahagiaan seorang anak. Baginya momen itu menjadi hal yang luar biasa, karena sosok yang menurut pengakuan ibunya sering ditonton sang anak via YouTube, akhirnya berada di depan matanya, memeluk dan menggendongnya.

Bahasa anak-anak adalah bahasa paling jujur. Jika diperhatikan, bagaimana Rafi membuka tangannya lebar-lebar, dan bagaimana ia bak ingin terbang ketika sedang dibawa ke arah Presiden, cukup menunjukkan bahasa kejujuran itu. 

Lewat bahasa itu, seorang anak mengajak melihat sesuatu dengan kebeningan. Tidak dikotori oleh kedengkian, kebencian, atau permusuhan, karena kotoran itu memang mengusik penglihatan hingga tidak bisa melihat sesuatu sebagaimana mestinya.

Rafi, bocah berkebutuhan khusus itu sukses membawa pesan itu. Bukan kepada lawan politik Jokowi yang memang tak berhenti menghantamnya, bukan untuk kebutuhan media yang memang punya perhatian pada tiap hal yang punya nilai berita. Pesan ini dibawa seorang Rafi kecil tersebut kepada dunia, sesekali ayolah melihat dengan kacamata seorang anak, yang bersih dari debu-debu kebencian dan prasangka yang acap mengada-ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun