Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Soal Indosat Prime, Tarif Baru atau Layanan Baru?

29 Maret 2018   11:31 Diperbarui: 30 Maret 2018   11:47 4114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: merahputih.com

Beberapa hari terakhir, setiap kali membuka akun Twitter hampir tak pernah sepi dari kalimat-kalimat bernada keluhan. Di antara beragam keluhan, salah satu sasarannya adalah Indosat Ooredoo yang dituding melakukan pemotongan pulsa tanpa sepengetahuan pengguna.

Tentu saja, sebagai salah satu pengguna Indosat, saya sendiri sempat digelisahkan kondisi itu. Di sisi lain, tetap berupaya berbaik sangka, bahwa ada kemungkinan adanya mispersepsi sampai miskomunikasi hingga keluhan-keluhan itu berseliweran di Twitter, tak terkecuali di Facebook.

Benar saja, meski sempat hampir terseret keinginan untuk mengeluh seperti halnya yang berseliweran di lini masa, sempat tergerak mencari informasi lebih dulu ke berbagai situs berita. Walaupun benar, belakangan telah menjadi sebuah tren, banyak netizen yang memilih marah-marah lebih dulu, namun mencari kebenaran kemudian.

Di sisi lain, di tengah berbagai isu, tak terkecuali yang berhubungan dengan kepentingan pribadi sebagai konsumen, dorongan untuk mengeluh akan tetap ada. Apalagi pancingan dari isi timeline di media sosial, cukup menjadi bahan bakar untuk menambah besar hal-hal negatif semisal kemarahan dan keluhan atas suatu isu. Namun keputusan untuk mencari informasi lebih dulu tentu lebih baik.

Benar saja bahwa ada kekeliruan pemahaman yang tak lepas dari masalah komunikasi saja. Itu juga terungkap dari reportase Kompas.com, lewat berita bertajuk Indosat Luruskan 2 Poin Salah Paham Pelanggan terhadap Prime, selain ada beberapa berita lain dengan tema senada.

Di berita itu terungkap bahwa persoalan keluhan yang bermunculan itu memang sudah terjadi sejak Sabtu lalu, 24 Maret 2018. Komplain yang muncul, menurut berita itu juga karena adanya sebagian publik merasa pulsa mereka dipotong tanpa pemberitahuan.

Dari berita itu, jadi merasa lebih ngeh, karena pihak Indosat Ooredoo sendiri akhirnya memang menjelaskan polemik itu kepada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Tepat seperti dugaan saya, BRTI sendiri akhirnya menyimpulkan bawa ribut-ribut seputar tarif itu tidak lepas dari persoalan komunikasi saja.

Di berita itu juga disebutkan klarifikasi dari Head of Corporate Communications Group Indosat Ooredoo, Deva Rachman. Ada pengakuan bahwa ada masalah kurangnya sosialisasi. Pelanggan mengira ini adalah layanan konten, sementara riilnya itu hanya skema tarif baru. Di sisi lain, pelanggan meramaikan media sosial karena kekesalan akibat merasa dipaksa berlangganan tanpa bisa melakukan unregister.

Akhirnya pihak Indosat sendiri melakukan solusi dengan tetap memberikan akses untuk keluar. Menurut pejabat Indosat tersebut, migrasi keluar itu memang bukan unregistrasi. Sebab dengan migrasi itu diyakini bahwa pelanggan akan tetap dapat memanfaatkan fasilitas Primer itu sendiri.

Menyimak klarifikasi pejabat Indosat Ooredoo di Kompas.com, skema itu sendiri sejatinya tetap menjanjikan benefit bagi pelanggan, dari prioritas jaringan internet, akses tanpa batas ke aplikasi favorit, selain juga gratis telepon ke call center 185.

Tidak itu saja, merujuk berita tersebut, mereka juga menjanjikan adanya voucher belanja online yang hanya dikhususkan untuk setiap hari Rabu, sampai dengan gratis telepon di hari Minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun