Mohon tunggu...
Zulfikar Akbar
Zulfikar Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Praktisi Media

Kompasianer of the Year 2017 | Wings Journalist Award 2018 | Instagram/Twitter: @zoelfick

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Mereka Bukan Ingin Dikenang sebagai Pahlawan

10 November 2017   13:51 Diperbarui: 10 November 2018   10:20 2878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laksamana Malahayati, salah satu Pahlawan Nasional dari Aceh - Foto: LintasNasional.com

Mereka tak pernah meniatkan perjuangan mereka untuk mendapatkan gelar pahlawan. Bahkan mereka mungkin tak berpikir bisa hidup lama, karena mereka bekerja dengan mempertaruhkan nyawa. Kembali ke era kita yang menikmati buah perjuangan mereka, berapa banyak buku kepahlawanan yang telah kita baca? Berapa cerita kepahlawanan telah kita dengar? Menjadi pertanyaan yang bisa disandingkan lagi dengan; sudah seberapa jauh kita menghargai pahlawan?

Kemarin, Kamis 9 November 2017, Presiden Joko Widodo telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Laksamana Malahayati hingga Lafran Pane. Mengulik sejarah mereka, nyaris tak ada kalimat yang meluncur dari mereka, bahwa kelak mereka ingin mati sebagai pahlawan. 

Apa yang mereka lakukan tak lain kecuali bekerja sesuai tuntutan zamannya, yang mereka sadari takkan begitu saja dapat mereka nikmati, sebab memang mereka bekerja dengan pikiran, tenaga, hingga pertaruhan nyawa.

Ada dari mereka yang memang bertaruh nyawa, dan ada yang menguras tenaga dan pikiran, hanya untuk dapat meninggalkan sesuatu yang terbaik. Kebaikan itu mereka harapkan dapat hidup bahkan setelah mereka sendiri mati.

 Lafran Pane, misalnya, meskipun beliau sendiri juga sempat terlibat pertempuran fisik, namun pergulatan pikirannya dan warisannya agar anak muda paham apa yang harus mereka kerjakan tak kalah hebat.

Tak ada perbedaan pria dan wanita, semua berjuang tanpa mempermasalahkan dari mana mereka berasal - Dok: Tribunnews.com
Tak ada perbedaan pria dan wanita, semua berjuang tanpa mempermasalahkan dari mana mereka berasal - Dok: Tribunnews.com
Mungkin ada yang memperdebatkan, ada apa di balik pemberian anugerah Pahlawan Nasional itu. Ada yang mencium gelagat bahwa ini tak lepas dari kepentingan politik, namun ada juga yang melihat apa adanya bahwa mereka memang pantas menjadi pahlawan yang harus diakui secara nasional.

Toh mereka yang telah diabadikan sebagai Pahlawan Nasional itu memang telah melakukan segalanya dari semua yang mereka bisa. Bahkan mereka melupakan apa yang mereka sendiri bisa dapatkan dari perjuangan mereka, dan hanya menaruh perhatian pada apa hal terbaik yang dapat mereka tinggalkan.

Dari semua peninggalan yang ada, seperti semua pahlawan lainnya, yang telah lebih dulu diakui atau bahkan yang hanya berstatus pahlawan tak dikenal, maka peninggalan berupa pesan penting tentang arti dari kesungguhan dan kepedulian menjadi hal terpenting. Sebab mereka hidup ketika ada sebuah masalah yang memang menggurita, dan mereka harus mencari jalan keluar, hingga muncul kesadaran yang datang dari kepedulian yang dialirkan ke dalam kepedulian.

Ada idealisme di sana. "Idealisme yang telah dapat mempersatukan kita pada masa gerilya seerat-eratnya," kata Jenderal A.H Nasution--dari buku Takhta untuk Rakyat--yang mewakilkan prinsip itu dalam perjalanannya di era perang gerilya, jauh setelah sederet sejarah perang di negeri ini muncul silih berganti.

Gambaran semangat para pahlawan - Gbr: Firnadi
Gambaran semangat para pahlawan - Gbr: Firnadi
Mereka bekerja bahkan ketika mereka sadar, kekuatan yang harus mereka lawan tidaklah kecil, terlebih karena mereka memiliki lawan yang memiliki pengalaman panjang sebagai penjajah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun