Menarik sekali sebenarnya kalau berbicara Purwakarta, salah satu kabupaten kecil di Jawa Barat dengan pembangunan yang sangat pesat selama satu dekade ini.
Dulu, kalau kita berbicara Purwakarta, anggapannya hanya kota Pansiunan, atau kota lintasan diantara penyangga ibu kota Provinsi dan Ibukota Republik.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kepala daerah sebelumnya, Purwakarta menemukan Identitas justru dibawah kepemimpinan Dedi Mulyadi.
Tidak berkiblat kebarat tidak pula berkiblat ketimur, tetapi berkiblat pada Identitas kearifan lokal Jawa Barat yang beragam dan Kaya raya.
Memadukan antara tradisionalitas dan modernitas. Dampaknya, Purwakarta menjadi magnet wisata baru di nasional maupun Internasional.
Memang, Pertumbuhan IPM Purwakarta dari tahun 2015-2016 berada di urutan ke-4 di bawah kota Bogor, Kota Banjar dan Kota Sukabumi. Dengan Persentase pertumbuhan 1.06%.
Harus diingat, ini kabupaten, dengan anggaran yang kecil, bukan Kota. Bahkan, untuk sekelas perguruan tinggi pun di Purwakarta tidak seperti di wilayah kota di Jawa Barat, jadi cukup wajar, kalau IPM Purwakarta berada di angka 60.
Walaupun begitu, Purwakarta sebenarnya memiliki daya saing yang lebih besar di bandingkan daerah lain. Termasuk Kota Bandung, ibu kota Jawa Barat sendiri.
Dalam periode yang sama, IPM kota bandung pertumbuhannya 0,58%. Harusnya, Bandung yang menjadi Rujukan harus lebih tinggi di banding Purwakarta.
Perguruan Tinggi negeri dan swasta banyak. Belum lagi bandung terkenal dengan sebutan 'Kota Pelajar' yang merupakan magnet pendidikan. Tetapi, sebagai Kota pelajar IPM Kota Bandung pun cendrung kecil, 80.
Seharusnya, kota dengan yang menjadi Kiblat pendidikan tentu harus sangat tinggi.