Mohon tunggu...
Agus Priyanto
Agus Priyanto Mohon Tunggu... Freelancer - sodarasetara

----

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jurus “Rajawali Bangkit” Rizal Ramli (Melihat Langkah-langkah Menko Rizal Ramli dalam Kabinet Jokowi)

3 Januari 2016   19:02 Diperbarui: 4 Januari 2016   02:26 3642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Rizal Ramli, setelah pembentukan standar CPO yang disepakati Indonesia dan Malaysia, maka kedua negara sepakat tidak akan mengikuti standar Uni Eropa dan akan menolak standar negara barat yang merugikan Indonesia.

Pembentukan CPOPC yang diresmikan bulan November lalu ini juga memperoleh apresiasi positif dari Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Menurut Mahatir Muhammad, kerjasama CPOPC tersebut dinilainya sangat bagus karena diperlukan untuk menghadapi tekanan asing terhadap industri palm oil Malaysia dan Indonesia.

Selain itu, seperti yang dilansir oleh rmol.co, keanggotaan CPOC bisa diperluas ke negara-negara produsen sawit dunia seperti Brasil, Colombia, Thailand, Ghana, Liberia, Papua Nugini, Filipina dan Uganda. Dan menurut Rizal Ramli dalam keterangannya terkait pembentukan CPOPC, lembaga itu akan mengembangkan kerangka kerja industri minyak sawit yang berkelanjutan dengan menetapkan standar yang tinggi dalam pertanian sawit berkelanjutan

RAJAWALI BANGKIT & PARIWISATA NASIONAL

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa bagi Indonesia. Pada 2015, pemerintah menargetkan devisa dari sektor pariwisata sebesar 12 miliar dollar AS. Pada 2013 lalu, devisa dari pariwisata hanya 10 miliar dollar AS, sedangkan pada 2014 naik menjadi 11 miliar dollar AS. Diharapkan, pada 2019 nanti sumbangan devisa dari pariwisata mencapai 20 miliar dollar AS.

Menurut data, saat ini masyarakat yang dapat berkerja secara langsung di sektor pariwisata saat ini mencapai 3 juta orang. Sementara yang bekerja tidak langsung sebanyak 7 juta orang. Dengan kondisi ini, maka pertambahan jumlah turis mancanegara sangat berperan dalam menambah lapangan pekerjaan.

Oleh karenanya, untuk menggenjot target devisa dan lapangan kerja baru di sektor pariwisata, Menteri Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu menetapkan beberapa kebijakan strategis seperti menambah jumlah negara penerima Bebas Visa Kunjungan, membentuk Badan Otoritas Pariwisata, mendeklarasikan Gerakan Bersih dan Senyum, membangun infrastuktur pendukung pengembangan 10 destinasi pariwisata nasional, dll.

Capaian dari kebijakan Rajawali Bangkit di sektor pariwisata ini diantaranya adalah adanya peningkatan pendapatan negara sebesar 19 persen per Desember 2015 ini. Peningkatan tersebut, menurut Menko Rizal Ramli adalah dampak dari pemberian Bebas Visa Kunjungan tahap pertama untuk 47 negara.

RAJAWALI BANGKIT & KESEJAHTERAAN NELAYAN

Mungkin belum banyak yang tahu jika pada saat duduk sebagai Deputi Ketua Dewan Mahasiswa ITB Bandung, Rizal Ramli pernah melakukan blusukan ke kantong-kantong kemiskinan di Jawa. Hasilnya adalah deklarasi Gerakan Anti Kebodohan yang dilakukannya bersama kawan-kawan seperjuangannya di tahun 1977. Gerakan Anti Kebodohan ini memiliki perjuangan agar 7 juta anak usia SD bisa sekolah. Akhirnya, setahun kemudian, tuntutan Gerakan Anti Kebodohan tsb dipenuhi dengan Wajib Belajar 6 tahun.

Keberpihakan Menko yang pada masa kuliah sempat mengalami getinya kehidupan karena harus silih berganti antara cuti kuliah untuk bekerja di percetakan atau sebagai penerjemah ini, tak perlu diragukan. Bahkan penjara pun pernah ia rasakan karena sikap tegasnya terhadap rezim otoriter Orde Baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun