Beberapa bulan yang lalu ketika liburan semester bersama liburan idul fitri kami disibukkan dengan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM). KKM ini sendiri diwajibkan oleh kampus bagi mahasiswa yang menaiki semester lima. KKM yang dilaksanakan selama sebulan penuh ini ditempatkan di berbagai daerah di Malang yang setiap daerah diisi oleh sebelas mahasiswa.
Tak kusangkan aku mendapatkan kelompok terakhir dan ditempatkan di tempat yang sama sekali tidak kuinginkan, yaitu di Sumbermanjing Wetan atau yang bisa disebut SUMAWE. Perjalanan dimulai sejak hari Rabu 5 Juli lalu dan kami mendapatkan tempat di desa Druju, masjid Baburrohman.
KKM versi kampusku adalah kegiatan mahasiswa yang mengharuskan mahasiswanya untuk mengabdi dan membuat berbagai macam program di desa yang merka tempati. Tantangan awal bagiku adalah di tempat KKM ini masyarakatnya sangatlah paguyuban, berbeda dengan masyarakat kota yang individual. Selanjutnya adalah suhu dan cuaca saat itu sangat ekstrem, meskipun dua tahun aku tinggal di Malang, tapi Sumawe adalah daerah pegunungan yang sangat tinggi. Jarang sekali ada matahari bersinar, bahkan seringkali hujan. Meskipun ada keuntungan dari turunnya hujan karena Sumawe adalah daerah yang sulit air, tapi aku cukup terganggu dengan musim dan daerah tersebut.
Adanya air belum mampu membuktikkan adanya air bersih dan berkualitas. Air yang dikumpulkan dan disimpan pun bisa menjadi sarang penyakit. Sering kali aku merasa kedinginan yang hebat dan merasa gatal-gatal dicampur dengan meriang.
Suatu ketika kami mulai membuat program Lomba Agustusan yang diikuti oleh maayarakat dan warga di seluruh desa. Semua berjalan dengan lancar dan aku mendapat bagian sebagai Dekorasi dan Dokumentasi. Sore itu sampai malam hari aku menyiapkan semuanya, dengan segala perlengkapan yang ada.
Aku harus pergi dan pulang bersama akomodasi untuk membeli semua peralatan dekorasi. Sore itu sedang hujan, selalu hujan dari sore sampai malam, bahkan seringkali hujan dari pagi sampai malam. Aku tidak bisa meninggalkan segala rencana yang telah ku buat, masih kupaksa diriku untuk menyiapkan dekorasi.
Hujan benar-benar membuatku lelah dan aku mulai merasa meriang.Â
Malam hari aku merasa pusing dan seperti tidak siap untuk besok ketika acara. Sedangkan aku harus mendokumentasi semuanya. Akhirnya, aku memutuskan untuk menggunakan caraku yaitu meneteskan tiga tetes Minyak Kayu Putih Aroma pada teh yang kubuat. Aku mengoleskan Minyak Kayu Putih Aroma lebih banyak di bagian kepalaku, dan menidurkan diriku.