Mohon tunggu...
Siti Nuzulia Regar
Siti Nuzulia Regar Mohon Tunggu... Guru - @snuzuliaregar

Lahir di Ciamis, perempuan berdarah sunda, jawa, dan batak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendidik Itu Berat

6 Februari 2018   17:40 Diperbarui: 6 Februari 2018   18:26 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mendidik itu berat. Pendidikan adalah dunia yang lebih keras dari jalanan. Dan saya bicara sebagai bukan siapa-siapa. 

Anak-anak adalah amanah yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Mendidik bukan sekadar berdiri di depan, menjelaskan pelajaran, selesai, kemudian pulang. Lebih dari itu, mendidik berarti memberi sesuatu ke dalam jiwa seseorang, menjadikannya baik atau buruk.

Sahabat saya tidak ingin menjadi seorang guru. Padahal dia kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Ketika saya bertanya mengapa, dia menjawab dengan sangat sederhana, "Menjadi guru itu harus mengajarkan kebenaran dan kebaikan, sebab itu yang akan membentuk mereka menjadi manusia yang baik. Jika kita mencontohkan satu keburukan, maka keburukan itu pula yang akan kita bawa untuk dipertanggungjawabkan."

Dunia pendidikan adalah sebuah pesan. Bukan hanya dari orang tua siswa, tapi juga Tuhan. Bukan tentang uang atau sekadar pekerjaan. Lebih dari apapun, pendidikan adalah dunia yang bisa memuliakan tapi juga akan membuat seseorang terhina ketika tidak mampu menjadi pendidik yang baik. Meskipun manusia tidak ada yang sempurna. Tapi bagi seorang pendidik, banyak hal harus memiliki nilai kebaikan, tanpa cacat, mungkin.

Dosen saya berkata, "Jika di sekolah anak-anaknya dihukum karena keluar kelas saat tidak ada guru, maka yang seharusnya dihukum itu bukan anak-anaknya, melainkan gurunya. Sebab guru memiliki kewajiban lebih atas anak-anak didiknya. Lain hal jika guru tersebut sudah menjalankan kewajiban dan amanah tugasnya dengan baik."

Dari perkataan dosen saya ini ada renungan terdalam bagi saya yang seorang pendidik di salah satu sekolah swasta. Saya seorang pendidik tanpa backgroundsekolah di jurusan pendidikan. Tapi anak-anak didik saya memanggil saya Ibu Guru. Saya adalah contoh, saya adalah tauladan, dan saya adalah amanah. Dan saya tidak sempurna. Sementara saya tidak pernah bisa mengukur tingkat keberhasilan seorang pendidik. Tapi saya berterima kasih banyak kepada semua guru yang sudah mendidik saya dengan sangat baik dan saya ingin sehebat mereka, menjalankan sepanjang amanah yang diletakkan Tuhan di pundak saya dengan penuh tanggung jawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun