Mohon tunggu...
SNS
SNS Mohon Tunggu... Freelancer - Amatir penukid

Sy penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Diary

Romantisnya Suamiku

30 Agustus 2021   08:21 Diperbarui: 30 Agustus 2021   08:38 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Suamiku bukan tipe pria romantis. Padahal dia lahir di bulan februari. Tidak kaku ibarat robot. Tidak banyak bicara, suka banyak berfikir. Waktu nya lebih banyak dihabiskan buat bekerja menjawab telpon, chat, memasang iklan, mengantar klien ke lapangan untuk survei juga membaca berkas-berkas klien.

Sebagai seorang wiraswasta mandiri, profesinya sudah dilakoni lebih dari 7 tahun sebagai agen properti. Sesuai dengan bidang yang dia kuasai sebagai ahli teknik sipil lulusan kampus bergengsi di indonesia. Dia sangat hobi kuliner dan jalan- jalan. Beda sekali denganku yang seorang introvert, kutu buku dan senang di rumah. 

Memadukan dua sifat, tumbuh kembang lingkungan yang berbeda, cara berfikir juga kadang beda merupakan sebuah seni dalam rumah tangga. Pasalnya kami menikah untuk tujuan mulia. Sebelum menikah kami mengutamakan visi misi dari pada sekedar indahnya belaian gombalan. Kami menikah dalam usia yang sudah matang dengan cara berfikir yang juga dewasa. Bagi kami, pernikahan tidak harus pacaran. Kami juga cuman kenal dengan singkat. Seolah takdir sudah membantu kami di jalan tol. 

Pertemuan pertama langsung saling melihat dan lamaran. Segitu yakinnya dia memilihku. Kenal di sosmed dalam rangka satu proyek tertentu. Di sana kami lebih mengenal dari sisi pemikiran dan belum pernah saling melihat secara fisik face to face. Selalu ada jalan kemudahan bagi yang berjodoh. Meski harus menempuh jarak jauh di seberang lautan, perjalanan 12 jam. Memang cinta itu berwujud beda dan tidak melulu soal romantisme yang membuncah di dada.

Setelah menikah, tidak banyak yang aku ketahui soal ini. Hobinya apa juga aku kurang tahu. Suka makan apa juga tidak tahu. Setelah menikah adaptasi merupakan hal yang kami lakukan. Kaku saat bersama. Seolah kami orang yang baru kenal. Ya memang benar baru kenal sih hehe...Dan pertama kalinya pria kaku itu mengucapkan I Love You rasanya tuch aneh mengingat kita gak pacaran, baru kenal juga dan tau-tau ada cincin pernikahan di jari. Semakin hari cara romantisnya dia masih saja kaku. Tapi perlahan dia mulai banyak bicara, dan cara mengungkapkan kasih sayangnya kadang tidak lewat kata.

Perempuan itu diciptakan suka pada hal yang dia dengar. Ini merupaka hal yang tidak bisa aku minta lebih pada suamiku. Dulu aku berfikir, gapapa kalau tidak mendapat suami romantis. Tapi setelah menikah aku malah ingin mendapat suami romantis. Dan apa yang aku minta di kasih Allah suami sesuai permintaanku. 

Lalu tidak untuk berlarut-larut dengan perasaan ingin suami romantis. Saat hamil pun tiba. Di sana benar-benar aku syukuri. Dia suami yang the best. Pekerjaan rumah di ringankan. Aku banyak istirahat. Setiap ke RS untuk USG selalu di temani, jalan kaki di pegangin tangan, pekerjaan rumah tidak di ijinkan. Nyuci baju dia yang ngerjain. Kadang dia masak atau beli makan. Dia yang melakukan ini dan itu. Setiap hari dia selalu berdoa untukku. Cinta dan kasih sayangnya ternyata berwujud sikap bukan perkataan atau gombalan. 

Saat hamil kadang tidak enak tidur. Posisi ini salah posisi itu salah. Mata udah ngantuk tapi posisi perut bikin gak nyaman. Suami kalau malam kadang memijat punggung dan hasilnya tidur lebih nyaman dan nyenyak. Kadang dia juga memeluk, sebuah perasaan terlindungi dan aman membuat si ibu hamil lebih kuat dan sehat. Menjaga mood agar tetap baik sementara reaksi tubuh gak nyaman itu lebih banyak di bantu dengan adanya suami di samping. Mendampingi semasa hamil. Juga sedekah nasi bungkus tiap minggu ke anak parkiran. Sebuah budaya baru yang membuatkan lebih sehat, kehamilan sehat, bayi aktif dan setiap keluhan selama hamil jadi hilang. Ibarat di tusuk duri langsung tercabut. 

Jadi romantisnya suamiku sangat terasa. Berbeda dan unik. Dan di saat itu bener-bener terasa sekali pengayomannya. Pernah kami ke mall beli hadiah. Naik lift dan eskalator tangan dan badan di pegangin, takutny oleng hehe... ada-ada aja bumil ini. karena dia suka makan apa saja, selama hamil awal aja aku mual, apalagi minum obat vitamin mualnya siang malam. Tapi makan bersama suami, hamil sampai bulan 9 terasa nafsu makanku sangat besar. Akhirnya bayiku pun besar. Ngidam gak cuman satu, banyak betul haha...

Nah itulah cerita seputar kehamilanku. Dan aku sangat bersyukur memiliki suami yang baik dan perhatian. Dan semuanya merupakan anugerah Allah SWT.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun