Mohon tunggu...
Sesilia Novenda
Sesilia Novenda Mohon Tunggu... Freelancer - Happy to have another experience

Hai! Nama saya Sesil. Saya sangat senang dan antusias terhadap pekerjaan yang dapat memberikan layanan. Itu sangat menyenangkan :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Makna Visual dari Tradisi "Among-among"

29 Januari 2018   00:07 Diperbarui: 29 Januari 2018   00:27 10215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya Jawa, khususnya Jogja sarat akan berbagai macam kebudayaaan dengan makna filosofis yang kental. Hal ini tidak mengherankan, karena Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki sistem kerajaan/keraton. Sistem ini terus dihormati oleh masyarakat Jogja.

Penulis dalam makalah ini akan membahas mengenai salah satu sesaji yang sering digunakan oleh masyarakat Jogja dalam memperingati hari kelahiran sepasar. Sebut saja 'Among-among'. Tradisi among-amongyang digunakan penulis adalah tradisi yang biasa digunakan di desa Diro, Sendang Mulyo, Minggir, Sleman. Data yang digunakan berasal dari data sekunder dan hasil pengamatan yang dilakukan penulis.

Tradisi ini sudah dilaksanakan secara turun-temurun sejak nenek moyang. Biasanya akan diajarkan pada keturunannya secara lisan. Terkadang, masyarakat juga menganggap ini merupakan salah satu adat dari 'kejawen'. Kejawen merupakan kepercayaan yang dilestarikan di daerah keraton Jogja. Kini, keberadaannya hanya dianggap sebagai tradisi, karena tidak termasuk dalam agama yang diakui negara.

Visual adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh mata. Semiotika merupakan dikenal sebagai sebuah ilmu membaca tanda. Artinya, semiotika visual adalah ilmu yang mempelajari tanda yang dapat dilihat/terlihat oleh mata. Menurut Saussure (Danesi M., 2004, h. 34), ia menggambarkan sebuah tanda sebagai struktur biner, yaitu struktur yang terdiri dari dua bagian: (1) bagian fisik, yang disebutnya sebagai penanda, dan (2) bagian konseptual, yang disebutnya sebagai petanda. Tanda (sign) merupakan satuan dasar bahasa yang tersusun dari dua relata yang tidak terpisahkan, yaitu citra-bunyi (acoustic image) sebagai unsur penanda (signifier) dan konsep sebagai petanda (signified) (Budiman K., 2003, h. 46).

Among-among biasa dibuat pada saat memperingati hari kelahiran berdasarkan penanggalan jawa. Artinya, among-among akan dibuat setiap 35 hari sekali. Dalam penanggalan Jawa, terdapat lima hari pasar, yaitu pon, wage, legi, pahing, kliwon. Hari pasar ini dikalikan dengan tujuh hari dalam seminggu. Hasilnya adlah 35, atau dikenal dengan selapan.

Among-among merupakan wujud doa untuk seseorang yang masih hidup dan bersifat individu. Maksudnya adalah jika ada dua orang yang merayakan hari kelahiran sepasar, maka among-among yang dibuat berjumlah dua. Among-among berasal dari kata 'pamomong'. Artinya yang 'ngemong'/penjaga/pelindung/utusan/pengasuh jiwa raga. Pelindung yang dimaksud adalah malaikan utusan Tuhan.

Among-among bukan suatu hal yang wajib diadakan tiap 35 hari sekali. Kuncinya terletak dalam kemampuan seseorang. Jika tidak mampu membuatkan among-among, maka tidak menjadi masalah. Banyaknya jumlah komposisi yang diperlukan untuk membuat among-among secara lengkap, kini ada among-among dalam bentuk sederhana.

Jenang. Umumnya, jenang dibuat dari tepung beras atau tepung ketan. Dalam ubo rampe among-among, jenang biasanya dibuat tiga jenis. Masing-masing jenang memiliki makna filosofis tersendiri.

  • Jenang abang (merah) merupakan jenang yang diberi tambahan gula jawa. Biasanya akan terlihat berwarna kecoklatan sebagai pengganti merah. Jenang ini melambangkan perempuan atau ibu atau darah merah. Penulis melihat, lambang darah merah berasal dari siklus menstruasi yang setiap bulan dialami perempuan. jika perempuan tidak mengalami menstruasi, artinya terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma.
  • Jenang baro-baro merupakan perpaduan kata babare seko wong loro. Artinya, manusia lahir hasil dari hubungan badan antara ayah dan ibu. Kedua orangtua adalah perantara adanya manusia baru. Penjelasan jenang baro-barosedikit menyangkut penjelasan pada jenang abang. Jenang baro-baro akan disajikan dengan dua jenis jenang dalam satu piring, yaitu jenang putih dan jenang abang.
    WartaBromo
    WartaBromo
    Nasi tumpeng / Nasi putih

Dalam ubo rampe among-among, nasi tumpeng berbentuk kerucut yang besar dibuatkan miniaturnya. Nasi tumpeng ini hanya dibuat di atas piring dengan menggunakan nasi putih. Nasi tumpeng/nasi putih ini melambangkan hidup dan mati manusia adalah milik Tuhan. Kita senantiasa diajak untuk berdoa dan takwa kepada Yang Maha Esa.

Menurut penulis, dilihat dari bentuknya yang besar di bawah dan mengerucut menjadi kecil di atas, dapat menggambarkan keadaan manusia dengan  Tuhan YME.

Bagian bawah yang besar menggambarkan manusia yang berjumlah banyak. Sedangkan bagian atas yang kecil merupakan posisi Tuhan, yaitu berada di atas manusia. Melalui posisi atas juga, menandakan Tuhan dapat melihat berbagai sudut manusia yang berada di bawah.

Cookingkoreean.com
Cookingkoreean.com
Gudangan

Gudangan berisi sayur-sayuran hijau, antara lain kacang panjang, bayam, kubis, tauge, dan wortel. Kemudian sayur-sayuran ini juga dicampur dengan parutan kelapa (dibuat seperti urap).

Hal ini berguna agar gudangan terasa lebih gurih. Gudangan merupakan tumbuh-tumbuhan yang hijau dan melambangkan kesuburan agar memperoleh banyak rezeki. Tujuan dari penggunaan hasil bumi ini adalah bersyukur atau berterima kasih kepada Tuhan.

diahdidi.com
diahdidi.com
  • Sayur tempe

Pada dasarnya, sayur tempe dibuat sebagai lauk untuk dimakan bersama nasi. Menurut penulis, kehadiran sayur tempe juga berguna untuk melengkapi rasa nasi yang relatif hambar. Orang-orang yang memakannya pun akan merasakan rasa yang gurih. Sayur ini berisi tempe dipotong kotak-kotak dan dikuah santan pedas. Jika ingin ditambah yang lain juga tidak masalah.

resepmakanalternatif.com
resepmakanalternatif.com
  • Sayur kluwih

Kluwih, dalam bahasa Indonesia merupakan buah timbul. Masyarakat desa Diro biasanya mengambil makna dari kata ‘luwih’, yang dalam bahasa Indonesia berarti lebih. Artinya, melalui simbol ini, kita mengharapkan diberi kelebihan seperti rezeki, kesehatan, dan sebagainya. Sehingga kehidupan manusia dapat merasa tercukup.

Cookpad.com
Cookpad.com
  • Teh tubruk

Minuman ini merupakan minuman yang sangat umum dikonsumsi masyarakat. Sebagai pelengkap ubo rampe, teh yang disajikan adalah teh tubruk. Teh ini merupakan teh asli yang berasal dari daun teh, kemudian diproses sangrai dan tidak ditambah proses lain.

Teh tubruk berarti kita memberi minuman kepada yang didoakan. Teh tubruk dibuat hanya dengan air panas, dan tanpa disaring.

pancot.blogspot.com
pancot.blogspot.com
  • Air putih

Air putih melambangkan kesucian. Makna kesucian, menurut penulis diambil dari warnanya yang putih atau bening. Sehingga memberikan gambaran yang bersih dari noda. Air putih akan didoakan dan dipersembahkan kepada Tuhan YME.

  • Lilin atau menyan

Media ini dilambangkan sebagai penerangan dalam doa. Hal ini berguna agar sebagai penyaji among-among diberi hati yang terang dalam mendoakan seseorang.

Sedikit berbeda untuk menyan. Menyan diambil dari pohon kemenyan, yang kemudian dibakar sehingga mengeluarkan bau wangi. Makna dari bau yang dikeluarkan dari menyan ini adalah gondoarum gondosejati. Artinya, bau wangi yang dikeluarkan dari menyan merupkan wangi yang asli. Asli di sini artinya benar-benar dihasilkan oleh alam atau pohon kemenyam itu sendiri. bau wangi yang dihasilkan pohon kemenyan, diperoleh dari getah pohon.

Arsip pribadi
Arsip pribadi
  • Tukon pasar

Tukun pasar memiliki macam-macam ini, yang melambangkan rangkuman dari macam-macam isi pasar. Dalam among-among, tukun pasar berisi selondok, kacang kulit rebus, pisang, apem, dan bengkoang. Jika kita pergi ke pasar, kita dapat menjumpang berbagai macam hasil bumi yang dijual. Dari hasil bumi tersebut, ada yang dapat langsung kita makan, ada juga yang harus diolah terlebih dahulu atau dimasak.

Selondok, berasal dari hasil bumi buah singkong, yang kemudian diolah oleh manusia. Begitu juga dengan kacang kulit rebus dan apem yang membutuhkan kreasi manusia dalam mengolah makanan. Untuk pisang dan bengkoang, tanpa perlu diolah, kita dapat langsung menyantapnya. Hal ini dikarenakan telah mengalami ‘matang’ secara alamiah. Proses kreasi olahan manusia pun ada yang direbus, digoreng, dan ditanak (untuk nasi).

 Dalam ubo rampe among-among secara sederhana, tukon pasar tidak diwajibkan ada. Jika dapat disajikan dapat lebih baik.

Arsip pribadi
Arsip pribadi
  • Gorengan.Gorengan berisi dari berbagai macam hasil bumi yang dikreasi atau diolah manusia. Gorengan berisi antara lain pethek, peyek, pentho¸ kerupuk, dan tempe goreng. Gorengan ini merupakan kelengkapan dari among-among.

Pethek  :Merupakan peyek yang menggunakan ikan asin. Terbuat dari adonan tepung beras yang dicampur dengan air dan dibumbui. Jika ingin lebih renyah terkadang juga dicapur dengan air santan. Peyek pethek melambangkan kelengkapan yang berasal dari hasil laut. Hal ini terihat dari penggunaan ikan yang diasinkan.

Peyek  :Berbeda dengan peyek pethek, peyek ini menggunakan kedelai atau kacang tanah. Berdasarkan hasil tanya jawab dengan Suratnoto (warga desa Diro), tidak ada perbedaan berarti antara kedelai dengan kacang tanah. Biasanya masyarakat menggunakan kedelai karena lebih murah dan terlihat lebih banyak ketika dikumpulkan jadi satu.

Jika menggunakan kacang tanah, berarti harus memiliki modal yang lebih. Hal ini disebabkan karena bentuknya yang besar, berarti membutuhkan lebih banyak kacang tanah agar mencukupi.

Pentho  :Terbuat dari adonan tepung beras dan air kemudian dibumbui. Terkadang, masayarakat desa Diro juga menambahkan parutan kelapa sebagai tambahan kreasi. Adonan untuk membuat penthoakan dibuat bola-bola. Bagi masyarakat, pentho melambangkan kebulatan tekad seseorang. Hal ini terlihat dari bentuknya yang bulat seperti bola dan padat.

Dalam among-among yang lengkap, pentho memiliki makna yang sama dengan nasi golong. Nasi golong merupakan nasi putih yang dibuat bola-bola.

Kerupuk dan tempe goreng  :Pada dasarnya keberadaaan kedua gorengan ini adalah sebagai pelengkap makanan saja. Orang Indonesia biasanya ketika makan akan ditambah lauk kerupuk agar lebih gurih dan renyah. Sedangkan tempe goreng adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat.

Arsip pribadi
Arsip pribadi
Kesimpulan yang dapat dilihat adalah Among-amongmerupakan salah satu cara yang digunakan masyarakat Jawa, khususnya di desa Diro untuk bersyukur kepada Sang Pencipta. Kita sebagai manusia diharapkan berterimakasih kepada para malaikat yang telah menjaga setiap langkah hidup kita di dunia. Menurut kepercayaan masyarakat, malaikat adalah roh baik utusan Tuhan untuk melindungi manusia. Setiap satu manusia memiliki satu malaikat pelindung. Among-among juga sebagai pengingat atas hari kelahiran manusia di dunia. Semua bersumber pada Tuhan.

Makna lain yang dapat penulis lihat dari adanya among-among adalah manusia sudah selayaknya bersyukur atas hasil bumi yang dapat dipanen untuk diproduksi.  Atas kuasa Sang Pencipta, kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi. Hasil bumi yang dimaksud dapat bersumber dari air, darat, dan udara.

DAFTAR PUSTAKA :

  • Danesi, M. (2004). Pesan, tanda, dan makna. Yogyakarta : Jalasutra.
  • Budiman, K. (2003). Semiotika visual. Yogyakarta :  Penerbit Buku Baik.
  • catatan : untuk referensi gambar dapat ditanyakan.

Tulisan ini dibuat guna memenuhi tugas akhir kelas Komunikasi Visual FISIP UAJY.

Semoga bermanfaat :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun