Pendidikan kebencanaan diharapkan tidak hanya dimasukan kedalam kurikulum pendidikan anak usia dini saja, namun terus berlanjut ke jenjang pendidikan berikutnya bahkan hingga ke tingkat perguruan tinggi. Kendala implementasi di lapangan diharapkan dapat ditangani dan diselesaikan dengan baik agar kurikulum pendidikan kebencanaan  dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang sigap bencana. Tidak hanya itu, pendidikan kebencanaan juga diharapkan dapat menjadi sarana mencegah terjadinya bencana alam dikarenakan sebagian faktor penyebabnya merupakan efek aktivitas manusia yang beririsan dengan lingkungan.
Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri, Indonesia merupakan negara yang memiliki risiko bencana yang tinggi. Pendidikan kebencanaan dan pengembangan kurikulumnya dibutuhkan mengingat keadaan Indonesia yang rawan bencana. Pengembangan kurikulum pendidikan kebencanaan hendaknya melibatkan berbagai macam pihak guna merumuskan dan mengembangkan pendidikan kebencanaan yang efektif dan sesuai dengan keadaan Indonesia. Pengimplementasian kurikulum harus diawasi agar berjalan sesuai rancangan sehingga tercipta masyarakat Indonesia yang sigap bencana dan dapat hidup bersandingan dengan bencana alam.
Referensi
Abdi, A. (2021). Mendikbud: Pendidikan Kebencanaan Diselipkan ke Permainan Anak PAUD - Tirto.ID. tirto.id. Retrieved 25 April 2021.
Agama, K. (2021). Mengarusutamakan Pendidikan Kebencanaan. Kemenag.go.id. Retrieved 25 April 2021.
Antara News. 2021. Menko PMK minta kurikulum pendidikan kebencanaan segera diajarkan. [online] Available at: [Accessed 25 April 2021].
(Sebuah Studi Pustaka tentang Problematika dan Solusinya). Lectura : Jurnal Pendidikan, [online] 10(2), pp.136-154. Available: diakses 24 April 2021].
Bpba.acehprov.go.id. (2021). Retrieved 25 April 2021
BNPM. (2019) Buku Risiko Bencana Indonesia. Diakses pada 25 april 2021
Media, K. (2021). Sepanjang 2021, Sebanyak 1.125 Bencana Alam Terjadi di Tanah Air. KOMPAS.com. Retrieved 27 April 2021.