Mohon tunggu...
Smartfm Banjarmasin
Smartfm Banjarmasin Mohon Tunggu... Jurnalis - A Part Of Magentic Network, Kompas Gramedia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

101.1 FM -The Spirit of Indonesia Check these out : Facebook : Smartfm Banjarmasin Twitter : @SmartFM_Bjm Instagram : Smartfm Banjarmasin Youtube : Smartfm Banjarmasin

Selanjutnya

Tutup

Healthy

ULIN-33 yang Meninggal Dunia Minggu Lalu, Dinyatakan Positif

8 April 2020   06:36 Diperbarui: 8 April 2020   06:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dengan kode pasien ULIN-33 yang meninggal dunia pada Minggu, 5 April lalu, dinyatakan terkonfirmasi positif CoVID-19. Hal itu diketahui dari hasil Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)  yang diterima Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan GTPPP CoVID-19 Kalimantan Selatan kemarin sore, Selasa (07/04).

Dengan demikian, sudah terdapat 3 orang pasien meninggal dunia dalam status PDP, yang terkonfirmasi positif Corona dan seluruhnya berasal dari Banjarmasin. Selain hasil positif tersebut, menurut Juru Bicara GTPP CoVID-19 Kalimantan Selatan, Muhammad Muslim, juga terdapat 3 PDP yang dipulangkan setelah menjalani perawatan intensif di RSUD Ulin Banjarmasin karena hasil tesnya dinyatakan negatif.

"Sehingga total PDP yang dirawat ada 12 orang, yakni 3 orang di RSUD Ulin Banjarmasin, 6 orang di RSUD Muhammad Ansari Saleh Banjarmasin, 2 orang di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari dan 1 orang lagi di RSUD Abdul Aziz Marabahan," bebernya.

Sementara untuk yang terkonfirmasi positif dan dirawat intensif ada 17 orang dan 2 lainnya menjalani isolasi mandiri. Jika ditambahkan dengan 3 PDP meninggal dunia dan hasil tesnya menunjukkan positif terinfeksi, maka total yang terkonfirmasi positif di Kalimantan Selatan ada 22 orang dengan berbagai kondisi.

Semua pasien yang dirawat, saat ini pemeriksaannya swabnya dilakukan di laboratorium di Banjarbaru yang juga sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan. Metode RT-PCR yang digunakan diklaim memiliki sensitivitas yang lebih tinggi terhadap CoVID-19, dibandingkan jika hanya melalui rapid test. Di mana pasien akan diambil sampel cairan di saluran pernapasan bawah oleh petugas, dengan cara menyeka bagian belakang tenggorokan.

Hasil pemeriksaan dengan metode ini paling cepat membutuhkan waktu 20 menit hingga 30 menit, namun validitasnya dapat lebih dipercaya. Berbeda dengan rapid test yang mengambil sampel darah untuk mengecek antibodi, yang memerlukan waktu paling cepat 10 menit. (rzi/eva)

Reporter : Fakhrurazi

Editor : Eva Rizkiyana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun