Mohon tunggu...
irma essanovia
irma essanovia Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga yang Berkarya

Saya seorang ibu rumah tangga yang menjadikan hobi menulis sebagai sarana berbagi, juga sebagai mesin pencetak uang.

Selanjutnya

Tutup

Money

Online Shop: Waspadalah!

12 April 2013   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:21 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1365699740559316356

Maraknya on line shop tentunya menggembirakan semua pihak. Sebabnya tentu karena On line shop membuka lahan setiap orang Indonesia yang melek teknologi untuk mendapatkan uang. Jejaring sosial, BBM, whatsup, blog, website, dan lain sebagainya adalah saran para penjual on line untuk mendapatkan konsumen. Untuk meraup keuntungan dari para pembeli on line.

Selama ini sebagian orang memandang sebelah mata jual beli on line ini. Hal yang paling ditakutkan tentunya adalah penipuan. Mereka terlanjur mentransfer dan barang tidak di dapat, habis itu toko on line sudah tidak bisa dicek keberadannya. BBM tidak bisa, SMS tidak bisa... Raiblah uang yang ditransfer sebagai pembayaran atas barang yang mereka beli. Bukannya barang murah berkualitas yang didapat melainkan uang raib dan mereka hanya bisa gigit jari.

Hey hey hey... jangan salah, konsumen sekarang sudah mulai cerdas. Mereka sudah tahu penjual on line mana yang terpercaya dan mana yang tidak. Mereka sudah bisa membedakan online shop yang mana yang baik dan mana yang buruk.  Bahkan mereka juga sudah mudah menebak penjual online shop mana yang tukang tipu yang mana yang jujur. Lebih hebat lagi mereka mulai cerdas juga mengakali penjual online shop dengan tipu daya mereka sebagai konsumen.  Dan kejadiannya selalu manis di awal dan pahit di akhir. Jadi untuk Anda yang baru mulai atau sedang menjajal bisnis ini harus WASPADA.

Tipe-Tipe Konsumen on line shop yang harus diwaspadai:

Konsumen yang ingin exsist

Biasanya mereka senang berkomentar setiap barang baru. Tanya ukuran lah, tanya harga lah, so bernegosiasi lah, bahkan mengorder barang dengan begitu mudahnya tanpa banyak berpikir. Semua dipilih. Termasuk  menanyakan no rekening seakan-akan akan transfer saat itu juga.

Satu hari, 2 hari, 3 hari, seminggu bahkan sebulan kemudian, mereka tidak muncul lagi. Cenderung menghilang ketika kita sedang on line. Messege tidak dibalas, sms tidak di jawab, telepon tidak diangkat layaknya debu yang tertiup angin. Whuus....entah kemana. Padahal kita sudah keluar modal untuk membeli semua yang dia order. Hasilnya menumpuklah stock di gudang akibat ulahnya.

Tidak masalah jika yang diordernya 1 atau 2 barang saja dengan nominal yang kurang dari 50K. Kalau lebih, bahkan mencapai ratusan ribu. Cukup membuat kita para pejual on line menelan ludah. Bahayanya lagi jika kenyataan yang terjadi tak hanya satu konsumen seperti itu, melainkan lebih dari satu. Dipastikan kita harus bkerja keras untuk menjual stok yang menumpuk itu. Tentunya agas sirkulasi modal bisa tetap lancar dan tidak merugi.

Konsumen Bermulut Manis

Tipe konsumen bermulut manis biasanya datang bak wangi semerbak. Menaburkan aroma keuntungan besar kepada kita. Dia datang, order, tanpa banyak bertanya. Ordernya tidak hanya sedikit melainkan dalam jumlah yang besar. Nomor rekening penjual on-line pun langsung ditayakan seolah ia akan transfer saat itu juga.

Selama orderan belum lengkap hampir setiap hari dia menanyakan sudah lengkap atau belum barang yang diordernya. Membuat kita semakn bersemangat untuk berbelanja barang untuk memenuhi pesanan mereka. Ketika barang sudah lengkap maka hilanglah pelanggan bermulut manis ini. Email, BBM, sms tak terbalas. Telepon tidak diangkat. Bahkan kerap kali mereka melakukan Delete contact atau memblokir account kita. Potensi penumpukan stock-pun tak terelakan.

Konsumen Bermulut Besar

Konsumen tipe ini hampir sama dengan tipe bermulut manis. Hanya saja mereka bukan tipe orang yang melarikan diri. Setelah order banyak, setiap hari menanyakan, dan orderan lengkap dia tidak langsung menghilang. Hanya ketika kita tunggu transferannya, dia selalu mengulur-ulur waktu. Besok lagi, besok lagi, ada....saja alasannya. Mulai dari anak no 1 sakit, lalu anak no 2 sakit, dst... sampai alasan dia sendiri yang sakit.

Itu untuk yang sudah berkeluarga, sedangkan untuk yang masih lajang alasannya. Pulang kemalaman, hujan lebat, ATM gangguan, Jauh dari ATM, dan banyak lagi yang lainnya. Namanya juga alasan, selalu ada pembenaran di setiap alasan. Kita sebagai manusia biasa dan berhati nurani tentunya pasti bisa menerima alasan-alasan tersebut. Tapi yang patut dicurigai adalah ketika alasan tersebut tak pernah stop di satu titik. Selalu ada saja alasan untuk tidak segera mentransfer apa yang sudah ia janjikan.

Pengalaman saya ada yang sampai 2 bulan lebih, hingga akhirnya saya putuskan untuk memblock ybs. Ada juga yang ujung-ujungnya dia yang marah-marah. Seolah-olah kita yang salah, kita yang tidak menghargainya. Padahal kurang baik apa coba dengan memberikan dia waktu sekian lama untuk mentransfer. Mengingatkan dia untuk menepati janjinya. Bukankah janji adalah hutang. Maka ketika ia berjanji maka ia memiliki hutang yang harus ia pertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Konsumen yang Jelas-Jelas Tukang Tipu

Untuk tipe jenis ini tipe-tipenya hampir sama di awal dengan tipe-tipe sebelumnya. Hanya yang ini lebih agresif dan memiliki taktik untuk menipu kita. Transaksi pertama, kedua, ketiga lancar, ke-empat transferannya kurang dan ia janji akan dibayarkan di order selanjutnya. Setelah itu next order masih membayar. Mulailah dia membuat rencana yang lebih besar untuk  menipu kita.

Order banyak, transfer kurang. Tapi kali ini kurangnya lumayan besar. Bahkan bisa lebih banyak dari keuntungan yang seharusnya kita dapatkan darinya. Kali ini dia akan benar-benar menghilang. Menghilang dengan utang dan janji yang tidak ditepati. Barang kita sukses sampai di Ybs. Tapi uang yang seharusnya menjadi hak kita bahkan tidak kita dapatkan. Diapun sukses mendapatkan barang kita. Accountnya hilang, sms atau telepon tidak sampai, contactnya juga hilang. Sukses menghapus jejak tentunya dengan senyuman lebar karena berhasil menipu kita.

Ada juga yang berdalih barang tidak sampai. Senjata mereka adalah no resi. Ketika kita teledor, resi hilang...maka apa daya...kita harus mengganti barang yang belum tentu benar-benar tidak sampai di tujuan. Karena biasanya jika tidak ada konfirmasi kepada kita, secara otomatis barang 99% sampai ke tujuan. Tapi karena resi kita hilang, maka kita tidak punya cukup bukti untuk memastikan barang tersebut sampai. Hasilnya kita benar-bear merugi karena harus mengganti total barang tersebut beserta ongkos kirim. Tapi jika no resi ada, maka seringkali ia mengurungkan niatnya untuk mengakali kita. Dengan dalih bahwa baru saja barangnya sampai, dll.

Entahlah selanjutnya apa mereka akan membuat account baru, ganti no hp, dan lain sebagainya. Tapi percayalah, akhir-akhir ini hukuman Tuhan selalu dibayar kontan. Begitupun setiap kebaikan yang kita tebar. Maka ketika kita didzolimi orang lain, maka biarlah Tuhan yang membalasnya. Karena Ia melihat dan akan membalas setiap kedzoliman yang mereka lakukan tehadap kita. Mereka berhasil menipu kita puluhan ribu, maka boleh jadi mereka akan kehilangan uang mereka ratusan ribu. Only god knows.

Dengan tulisan ini mudah-mudahan menjadi pelajaran untuk kita semua Walau bagaimanapun, dengan media apapun kita melakukan perniagaan selama dilakukan dengan cara yang baik maka akan baik pula hasilnya. Ketika seseorang mendzolimi kita maka ikhlaskan, bedoa dan bersedekahlah lebih banyak. Percayalah, Tuhan akan membalas lebih banyak dari apa yang telah mereka ambil dari kita, apa yang telah kita keluarkan. Karena mencari nafkah itu ibadah, membantu suami mencari nafkah juga sedekah. Biarlah Tuhan yang membalas semuanya.

Walaupun demikian, tetaplah kita harus waspada dengan tipe-tipe konsumen yang membahayakan tersebut. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati bukan? Hilangkan semua celah yang memungkinkan kita diakali konsumen. Karena kita tidak pernah tahu apa yang ada di pikiran mereka. Apa niat yang terpatri di benak mereka terhadap kita. Tidak semua orang baik dan tidak semua orang juga jahat. Karena di sanalah nurani akan berbicara.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun