Mohon tunggu...
Slaveberdasi
Slaveberdasi Mohon Tunggu... -

Bicara investasi tanpa basa - basi https://slaveberdasi.com/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar Tidak Harus di Sekolah?

11 Maret 2018   12:35 Diperbarui: 11 Maret 2018   16:31 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sossusvlei Namibia, foto pribadi

Mendengar Bill Gates, Mark Zuckerberg, Steve Jobs yang drop out dari sekolah seperti membuat pembenaran belajar tidak harus disekolah. Membuat orang mengidolai street learner seperti mereka. Namun kita harus ingat mereka adalah orang -- orang jenius yang kuliah di universitas Top AS, mereka mengawali pendidikannya juga melalui sekolah, dan selanjutnya dengan kemauan kuat mereka mampu berkembang sendiri. Mungkin orang -- orang seperti mereka hanya kurang dari 0,1% didunia !! lalu bagaimana 99,9% sisanya kalau ikutan drop out ??

Setelah menghabiskan waktu 3 minggu di Afrika terutama Namibia, penulis menjadi menyadari betapa besar potensi wisata yang dimiliki negara ini. Alam yang sangat eksotis dengan aneka ragam fauna. Namun dibalik besarnya potensi ini, Namibia sama halnya dengan negara afrika lainnya, masih terjerat dalam kemiskinan. 

Walaupun pendapatan rata -- rata masyarakat pertahun (GDP Per Capita ) mencapai USD 6000, diatas Indonesia yang hanya 3900, namun angka pengangguran di Namibia mencapai 34% !!! itu artinya 1 dari 3 orang disana menganggur. Dari sini penulis menjadi menyadari Afrika memiliki masalah besar yang fundamental. Selama mereka belum mampu mengejar ketertinggalan ini, mereka akan terus tetap menjadi negara urutan terakhir..

Pendapatan Tinggi Pengangguran Tetap Banyak

Bila melihat dari kacamata helikopter, beberapa rasio ekonomi sepertinya namibia baik -- baik saja. GDP per capita bagus, rasio hutang 40% masih dapat diterima, inflasi 5% cukup bagus, suku bunga 6,75% cukup rendah, kontribusi tourisme terhadap ekonomi belasan persen bahkan jauh lebih baik dari Indonesia. Terlihat dari sini sepertinya tidak ada yang salah, sebelas dua belas lah dengan Indonesia, malah dalam beberapa hal lebih baik. Naah kalo gitu kenapa penganggurannya bisa mencapai 34% ??

Disinilah perbedaan nyata bila kita melihat dari kacamata helikopter dibandingkan dengan terjun langsung dilapangan. Ketika penulis datang ke Namibia, penulis tidak tahu sama sekali mengenai kondisi negara tersebut. Selama berkeliling -- keliling disana penulis menyadari satu hal yang terlihat sangat jelas, industri kreatif mereka masih lemah sekali. 

Padahal Namibia dapat dikatakan negara wisata, namun souvenir -- souvenir yang mereka buat masih sangat ala kadarnya. Bahkan ketika penulis berada di airport internationalnya yang ukurannya tidak lebih besar dari aiport di Yogyakarta, penulis hanya melihat souvenir -- souvenir yang bisa dibilang jelek. 

Value creationdisana masih sangatlah rendah. Memang kalau melihat kontribusi turisme terhadap ekonomi yang sekitar 15%, menteri pariwisata disana bisa berbangga hati, namun bila melihat kondisi riil yang ada, turisme disana masih sangat -- sangat jauh dari potensinya. Dengan value creation yang sangat minim maka tidak menciptakan lapangan kerja baru..

Idealnya turisme itu dapat memberi banyak nilai tambah dan lapangan kerja baru. Namun dari cinderamata nya saja penulis sangsi itu dibuat dinegara tersebut. Dari sini penulis curiga pada satu hal, pendidikan !

Penulis percaya Pendidikan merupakan jalan untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas dan kompetitif. Dari sini penulis langsung mengecek data indeks kompetitif, dan terbukti kecurigaan penulis, indeks kompetitif Negeri yang indah ini hanya berada diperingkat 90, sementara Indonesia sudah berada di peringkat 36 dunia, sangat jauh sekali

Bila kita perhatikan lebih jauh ternyata ini lah masalah utama negara -- negara Afrika. Afrika Selatan negara termaju dibenua ini saja hanya menempati peringkat 63. Yang lainnya ga usah diomongin, juara dari belakang semua..

Indeks Kompetitif Indonesia dari global competitiveness report, slideshare.net
Indeks Kompetitif Indonesia dari global competitiveness report, slideshare.net
Pendidikan Sebagai Solusi Untuk Keluar Dari Kemiskinan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun