Mohon tunggu...
SLAM Indonesia
SLAM Indonesia Mohon Tunggu... Penulis - Media Anak Muda

SLAM kepanjangan dari Suara Laras Anak Muda. Membawa suara dan narasi skena-skena anak muda di Indonesia dan cerita sejarah republik. Melalui medium tulisan dan audio (podcast). Dengan harapan melahirkan 'ruang diskusi' untuk anak muda. Kunjungi podcast kami di Spotify (SLAM Indonesia) spotify:show:2umh8SLetO9aUtkGIfKFGL

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menunggu Kembalinya Muara Market Solo (yang pindah dan berubah menjadi House of Muara) dan karya-karya Tatuk Marbudi

28 Februari 2019   21:21 Diperbarui: 1 Maret 2019   07:32 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/slamindonesia/

Memantik sembari merekam skena anak-anak muda di Surakarta

Awal tahun 2018 yang lalu, tepat di bulan Februari, Saya bertemu dan berkenalan dengan Tatuk Marbudi. Beliau menginisiasi proyek barunya bernama Muara Market Solo (Sekarang berganti nama menjadi House of Muara). Beliau mendefinisikan tempatnya sebagai titik temu 'Bermuara' para pegiat kreatif, pegiat seni, dan komunitas-komunitas di Surakarta, Jawa Tengah. Mulai dari skena musik, craft, visual art, street art, pertunjukkan mulai tari, baik tari kotemporer maupun b-boy, teater, literasi buku, film, dan skate. Masing-masing saling berinteraksi dan mengapresiasi.

Bermodalkan lokasi bekas kios pasar yang mangkrak selama 8 tahun, Muara tidak hanya sekedar menawarkan kiosnya namun membangun ekosistem kreatif di Surakarta.

Beliau bercerita bahwa Muara Market Solo dulu berdiri di kawasan mati, masih lekat dengan stigma negatif, dan cukup jauh dari pusat kota. Di awal berdirinya Muara Market, Tatuk Marbudi 'berkeliling' menawarkan tempatnya untuk bisa mengisi ruang-ruang kosong miliknya. Namun, Tatuk paham bahwa ia tak sekedar menjual Muara, asetnya, dengan cara hard selling kepada semua komunitas yang didatanginya. Beliau ingin Muara tumbuh secara organik, sehingga keberadaannya bisa menjadi milik bersama para pelaku skena. "Kita menjadi trigger-fasilitator bagi para pegiat seni, pegiat kreatif, dan komunitas-komunitas di Surakarta untuk saling bertemu dan mengeluarkan ide-idenya serta merealisasikannya sebagai sebuah karya atau acara pemuda." 

https://www.instagram.com/slamindonesia/
https://www.instagram.com/slamindonesia/
Tatuk Marbudi menekankan bahwa semua komunitas bisa berkumpul di sini, saling berkolaborasi lintas bidang-generasi, dan keluar untuk menciptakan sesuatu yang besar. Laiknya konsultan, Tatuk selalu memantik dan menantang para pelaku skena di Surakarta untuk secara aktif menciptakan sesuatu. "Salah satunya ada pada platform Muara Stream. 

Platform ini mencoba menantang ke pelaku musik bahwa kerja band atau musisi tidak hanya selesai pada musik dan rekaman. Banyak kerja lain seperti distribusi dan membuat merchandise. Pelaku musik di Surakarta yang baru terjun di industri musik perlu ditantang untuk mengeksplorasi hal lain seperti memproduksi konsernya sendiri dan membuat acara.", terang Tatuk. 

Tak hanya itu, sebetulnya mimpi Tatuk bersama Muara sangatlah besar. "Impiannya ingin menjadi akademi non formal, yang disitu ada pengajar, ada mentor, dari profesional dan praktisi. Mendekatkan antara pendidikan formal dan industri. "Kita ada platform, salah satunya, yakni Muara Karya yakni program workshop, talkshow, creative talking, creative class, gallery. Di sini kami menawarkan saling berbagi ilmu dan pengalaman kepada anak-anak muda." Tujuannya untuk menuntun mahasiswa atau milenial di Surakarta yang cenderung menghilangkan sebuah proses atau instan ataupun tergesa-gesa.

Saya melihat kerja keras dan keaktifan seorang Tatuk Marbudi, dengan pendekatannya, mampu memantik pelaku skena dan pemuda-pemudi di Solo untuk mengeksplorasi hal baru, menciptakan karya, dan membuat movement. Saya yakin Muara Market Solo (yang kini pindah dan berubah menjadi House of Muara) akan menjadi pusat lahirnya banyak maha karya, bermacam-macam movement, tren lokal, event yang banyak diinisiasi oleh anak muda dengan narasi besar yakni narasi kota yang sudah disiapkan oleh Tatuk Marbudi dan timnya. Sembari karya-karya itu lahir, dirinya akan merekam, mengarsipkan serta melakukan pemetaan terhadap pelaku-pelaku skena di Surakarta agar jejaknya abadi dan bisa menjadi rujukan bagi generasi berikutnya.

Mari kita sama-sama menunggu kembali di tahun 2019 ini, menantikan karya-karya House of Muara dari tangan Tatuk Marbudi dan kawan-kawan Surakarta yang terlibat untuk kembali menggelar dan #merayakanpertemuan para sobat-sobat indie.

Salam,

SLAM Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun