Mohon tunggu...
Slamet Wiyono Wahyu Utomo
Slamet Wiyono Wahyu Utomo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi diri sebagai seorang guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Materi Statistika dengan Problem Based Learning (PBL)

30 Desember 2022   00:25 Diperbarui: 4 Januari 2023   22:33 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pencapaian literasi siswa Indonesia terlihat dari hasil keikutsertaan Indonesia dalam beberapa studi komparatif internasional, seperti Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) dan Programme for International Student Assessment (PISA). Literasi matematika pada PISA memfokuskan kemampuan siswa dalam menganalisa, memberikan alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, memecahkan dan menginterprestasi masalah-masalah matematika dalam berbagai bentuk dan situasi (Indah, dkk., 2016). Hasil literasi matematika dari Programme for International Student Assessment (PISA) siswa masih cukup rendah.

Rendahnya kemampuan literasi numerasi matematika juga tampak pada siswa SMKN 1 Giritontro Kabupaten Wonogiri khususnya pada mapel matematika materi statistika. Materi statistika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Konteks pembelajarannya pun seharusnya berbasiskan keterampilan pemecahan masalah dan bersifat kontekstual. Selama ini yang saya lakukan sebagai guru merasa belum maksimal dalam menerapkan pembelajaran yang berbasiskan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis siswa. Dan pembelajaran yang saya lakukan seringnya masih berpusat pada guru. Sehingga, saya mencoba menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk mempermudah siswa memahami tentang statistika.

Menurut Duch dalam Letari & Yudhanegara (2015: 42) mengemukakan, bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Dalam model ini, proses pembelajarannya siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah-masalah dengan cara menginterpretasikan ide-ide yang dimiliki dalam bentuk simbol-simbol matematika. Dalam model Problem Based Learning ini siswa tidak hanya bekerja sendiri dalam menyelesaikan permasalahan melainkan siswa bekerja secara berdiskusi yang dibentuk secara berkelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, sehingga siswa dapat menginterpretasikan ide-ide yang dimiliki dalam bentuk simbol-simbol matematika secara tepat dan logis.

Tahap pertama dalam model pembelajaran Problem Based Learning yang diterapkan di SMKN 1 Giritontro Kabupaten Wonogiri adalah Orientasi siswa kepada masalah. Guru memberikan permasalahan, misalnya terkait dengan mean, median, modus data kelompok. Guru mengaitkan materi tersebut pada kehidupan nyata khususnya di lingkungan sekolah salah satu contohnya adalah Kantin Kewirausahaan Osis (KKO). Di kantin tersebut tentunya terdapat berbagai macam jenis barang yang dijual beserta harganya. Guru menyampaikan permasalahan berapa rata-rata pendapatan dari hasil penjualan kantin KKO SMKN 1 Giritontro selama 1 bulan terakhir, barang apa saja yang paling laku dijual dan siswa diharapkan mampu mengeksplorasi data secara mandiri. Dari hasil eksplorasi data yang diperoleh tersebut siswa diharapkan mampu menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang ada menggunakan rumus yang sudah mereka pelajari, kemudian membandingkan dengan hasil perhitungan menggunakan rumus excel apakah sama atau tidak.

Tahap kedua adalah adalah mengorganisasikan siswa. Siswa dibagi dalam kelompok yang heterogen, baik dari segi gender maupun intelegensi. Tujuannya agar mereka dapat berdiskusi untuk mencari solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru.

Tahap ketiga, membimbing penyelidikan baik secara individu ataupun kelompok. Pada tahap ini siswa akan memulai mencari informasi secara langsung di Kantin Kewirausahaan Osis (KKO) SMKN 1 Giritontro. Siswa mulai mendaftar, mengolah dan menganalisis data secara mandiri.

Tahap ke empat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Pada tahap ini sekaligus guru dapat melakukan pengamatan terhadap peserta didik terkait dengan keaktifan dalam berdiskusi, motivasi dalam memecahkan masalah. Pada tahap ini juga sekaligus sebagai sarana bagi siswa untuk belajar mengemukakan pendapat, belajar berani berbicara dihadapan orang banyak, dan juga belajar untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi hasil diskusi kelompoknya.

Tahap ke lima, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru memberikan arahan pada hasil diskusi, memberi penguatan pada jawaban yang benar dan memberikan saran bagi jawaban yang salah. Pada tahap ini diharapkan peserta didik sudah menentukan dan melakukan analisis solusi dari permasalahan yang diberikan guru. Sehingga peserta didik memiliki sebuah pengetahuan baru yang mereka cari dari usaha sendiri, bukan semata-mata pemberian dari guru.

Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang memusatkan pembelajaran pada peserta didik atau student centered. Peserta didik membangun pengetahuannya sendiri, ada karakter gotong-royong, kerja keras, pantang menyerah yang diharapkan muncul dari pembelajaran dengan model ini. Sehingga guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber untuk mentransfer pengetahuan, peserta didik pun dapat mencari pengetahuan itu sendiri. Suasana kelas menjadi lebih hidup, dan belajar pun akan semakin menyenangkan, sehingga matematika tidak lagi membosankan tetapi ada warna tersendiri dalam belajar matematika yang nantinya akan menimbulkan ketertarikan dari siswa terhadap pelajaran matematika khususnya materi statistika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun