Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bintang Jatuh

28 Februari 2021   03:32 Diperbarui: 28 Februari 2021   03:43 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berjuta jiwa dambakan menjadi yang terkenang

Bermacam jurus dilombakan harap jadi pemenang

Ibarat beragam menu dihidangkan ingin dipinang

Dari beribu pengejar mimpi itu kau tlah raih bintang

Banyak terjal mereka daki hanya bertemu ilusi

Tak jengah susuri rimba meski didapat luka duri-duri

Tak sedikit terjang curam jurang ditoreh pedih hati

Kau tlah tersemat permata nurani dalam mengabdi

Suar malam antara gemintang kau purnama

Di antara mendung mega-mega kau mustika

Dari gelap kontestasi kau dipandang mutiara

Pekertimu di kasat mata jadi buah puji-puja

Di bumi Bantaeng empat penjuru angin memuji

Agung cipta karsa dan karyamu dikagumi para piyayi

Sayang, bak meteor berkilau cahaya mendadak mati

Tak dinyana bintangmu padam di kota anging mamiri

*******

Bekasi, 28/2/2021

#Arsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun