Memintal Damai Abadi
Pagi nan segar jingga di ufuk baru saja rebah
Saatnya jendela dibuka menanti datang berkah
Selalu suguh senyuman lenyap segala gundah
Damai abadi dipintal uaplah bermacam resah
Tiada jarak semua sudah di ruang hati
Tanpa bias, kenyataan sedang diarungi
Maya adalah bunga wangi nan berseri
Hiasi langkah memetik asa rona pelangi
Jiwa tak khilaf ada alur embun antar sejuk
Kenyamanan dari segala celah merasuk
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!