Meski menahan langkah dari berkeliaran
Tak terungkapkan kegalauan ke permukaan
Hujan siang itu dompet tempat jiwamu kusimpanÂ
Rinai-rinai gerimisnya saat kau dalam kemanjaan
Bukan hujan tapi hadiah nyaman hadir siang ini
Buaian semilirnya usir berlama-lama kompromi
Segera menuju maglihai kekap bantal miskin mimpi
Oh, sedap mendadak senyumu menyapa dari lemari
Betul kau adalah baju, sarung, bantal guling
dan segala di butuh tersedia tak pernah kering
juga damaikan jiwa ini tanpa perlu berpaling