Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Kabut Gede Pangrango

12 Oktober 2020   04:59 Diperbarui: 12 Oktober 2020   05:22 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasaku bersentuhan rasamu hai kelana

Tak ada duga apalagi titik titik prasangka

Berbagi keindahan dalam balutan nuansa

Selalu hadir di pagi buta mengetuk jendela

Bilarlah mereka enggan merajut sutera

Melupakan kelembutan tumbuh di jiwa

Tetapi menggalang mimpi di luar selera

Menggapai fatamorgana di dalam asa

Sia-siakan cinta pembalut segala lara

Dengan membuang senyum karunia

Cuma khayalkan raih cita di lini masa

Mau bahagia setia, bukan langgar etika

Dewiku berselendang embun segar

Berkebaya hijau teduh tak memudar

Wajahmu dipeluk pinus-pinus berjajar

Bukit megamendung asri penuh pijar

Indah dalam tatapan gede pangrango

Sepertimu yang jauh hanya ber-say hello

Pintal mimpi tak semudah tumbuk melinjo

Dingin asa hangati jiwa di tungku anglo

*****

Megamendung, 11/10/20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun