Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Api Menjilat Tinggi di Dua Adegan Pentas

25 September 2020   16:41 Diperbarui: 25 September 2020   17:15 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia tidak pernah termangu dirampok rasa ragu

Hanya dengarkan degub nafas nafas pecemburu

Kembang gemuruhnya medesak kuat paru paru

Dia pun tau kematian dirindu dengan cinta palsu

Orang itu telah berbuat banyak dalam mengabdi

Hampir tiap titik dibangun mercusuar tingg tinggi

Tujuan tanah yang kita injak miliki besar harga diri

Tidak kerdil kata mereka dibandingkan luar negeri

Entah karena kecewa jujungannya kandas jadi raja

Hingga akal sehatnya terberangus, jadi kering cinta

Tiap detik diharap dia terjatuh dan mati seketika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun