Mohon tunggu...
Slamet Arsa Wijaya
Slamet Arsa Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Tak neko-neko dan semangat. Sangat menyukai puisi dan karya sastra lainnya. Kegiatan lain membaca dan menulis, nonton wayang kulit, main gamelan dan menyukai tembang-tembang tradisi, khususnya tembang Jawa.

Sedang berlatih mengaplikasikan kebenaran yang benar, ingin lepas juga dari ketergantungan kamuflase dan kecantikan berlipstik yang mendominasi di lingkungan kita. Sisi lainnya, ingin jadi diri sendiri dan wajib mencintai tanah air sepenuh hati dan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seindah Purnama Merona di Dada

25 September 2020   14:19 Diperbarui: 25 September 2020   14:35 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segelas air putih kureguk nafas bening mengalir. Lega jiwamu menyatu dalam sukmaku. Setelah jeda sejenak wajah dan senyumu menerangi ruangku.

Tiada senja di dadaku, begitu lembayung menukik, pancaran wajahmu sudah berkilauan. Kau memang hadir lebih awal demi penuhi kerinduan besar.

Sejak mentari sore yang memucat, tlah tergantikan cantikmu yang kian merona. Taburan kembang langit makin indah pancarkan ronanya. Dan mega mega ikut menyediakan hidangan.

Suasana keindahan dalam balutan cinta. Para kelana pun gelorakan hasrat tunaikan cita. Mereka tepati janji kan rayakan pesta malam ini.

Makin ceria ketika alunan irama suka ria menggema di tiap dada. Senyuman terus membuncah menghias jiwa jiwa. Meriahkan purnama atas perolehannya.

***

Bekasi, 250920.

###Slsmet Arsa Wijaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun