Mohon tunggu...
Slamet Bowo Sbs
Slamet Bowo Sbs Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarana Berbagi

Bukan siapa-siapa namun bertekad memberikan yang terbaik untuk sesama, pernah 7 tahun menjadi "pekerja" media . Saya bisa dihubungi di wa/call 085245208831, email : slametbowo83@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerakan Tari Adopsi Cerita Rakyat

18 Desember 2012   13:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:25 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13558393441899383289

Mengenal Kalimantan Barat kurang lengkap rasanya jika tidak mendalami kebudayaan yang berkembang di wilayah ini. Kebudayaan tersebut baik yang masih bersifat asli dan sudah dilakukan masyarakat sejak puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya, maupun kebudayaan yang sudah mendapat sentuhan tangan dan terkesan modern.

Hal tersebut yang membuat saya mencari tahu lebih banyak tentang kebudayaan Kalimantan Barat, kali ini saya mencoba menggali nilai budaya yang ada di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Reportase ini saya laksanakan sekitar April 2011 yang lalu ketika saya bertugas di wilayah tersebut. Namanya Sanggar Darma Indah Seni (DIS) yang sudah berdiri sejak tahun 1972 lalu, atau berusia hampir genap berusia 40 tahun. Selama itu, berbagai pentas sudah dijajal. Baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Bagaimana sanggar yang diketuai Sudarsono ini bisa eksis? Pertemuan saya dengan Sudarsono memang tidak dilakukan secara formal, kami lebih memilih warung kopi di sekitar Pintu Masuk Riam Macan untuk berdiskusi. Sudarsono menegakui banyak event yang sudah diikuti Sanggar DIS sejak didirikan, di antaranya pementasan di Anjungan TMII dan Festival Budaya di Bali. Ada juga event internasional seperti pertemuan Sosek Malindo baik di dalam negeri maupun di Malaysia. Sudarsono sendirio, mengaku memimpin Sanggar tersebut sejak 1992 silam dan merupakan generasi keempat yang mewarisi keberadaan Sanggar DIS. Ia mengatakan eksistensi sanggar DIS sangat ditentukan semangat bahwa sanggar bisa mengharumkan Sanggau yang kaya seni budaya dan tradisi untuk diperkenalkan kepada pihak luar. Sanggar DIS sudah banyak melahirkan seniman. Mereka tersebar di kota-kota besar di luar Kalimantan. Sebut saja Jakarta dan Yogyakarta. Meski sudah tersebar, namun ikatan emosional tetap terjaga.

Disinggung bagaimana Sanggar DIS menciptakan karya gerak tari, Sudarsono memaparkan yang menjadi ciri khas sanggarnya adalah jenis tarian yang dibawakan adalah tarian baru. Tarian itu terinspirasi dari cerita rakyat Kabupaten Sanggau. Cerita-cerita itu lalu dituangkan ke dalam gerak tari kaya makna. Seperti Tari Tayung yang pernah menang di festival budaya Kalbar, adalah tarian tradisional Dayak yang menceritakan proses pengambilan madu hutan oleh masyarakat Sanggau. Contoh lain adalah Tari Bakudong, yang juga terinspirasi dari kebisaan sehari-hari masyarakat Sanggau. Meski kerap dipadukan dengan gerakan maupun unsur lain, namun tetap dipertahankan unsur keaslian cerita rakyat tersebut. Jadi, mudah dicerna oleh mereka yang melihatnya. Menurutnya, banyak tarian yang sudah diciptakan Sanggar DIS Sanggau tersebut hingga kini. Namun, banyak tarian yang kemudian terlupakan, karena tidak terdokumentasikan secara maksimal, karena minimnya fasilitas pada saat itu.

Mengadopsi Tarian Tradisonal Masyarakat Dayak (Foto: Dokumentasi Sanggar DIS)

"Hanya, perlahan-lahan kita kumpulkan lagi karena tarian itu jadi kekayaan budaya Sanggau. Ini harus dijaga sehingga kendati ceritanya punah, mereka bisa melihatnya melalui media tari," ujarnya. Beberapa prestasi yang pernah diukir Sanggar DIS antara lain, tampil di Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (FBBK) Kalbar. Selain mempersiapkan tarian pembuka juga tampil menjadi yang terbaik. Prestasi ini membuat sanggar diminta mewakili Kalbar dengan tampil di Anjungan TMII. Bekal Kesungguhan

Puas bercerita panjang lebar dengan Sudarsono, saya melanjutkan perburuan tentang Sanggar DIS dengan seorang pelatih seniornya bernama Ratih. Saya bertemu dengan Ratih disebuah Sanggar miliknya yang berada disekitar Jl Jenderal Soedirman Kota Sanggau.

Karena saya sadar betul, keberhasilan Sanggar DIS menjadi satu di antara Sanggar ternama di Kalbar, tidak lepas dari kesungguhan dan partisipasi semua pihak. Mulai Dari penari, pelatih tari, ada juga aranser musik yang membuat penonton kerap berdecak kagum.

Ratih menuturkan, yang juga menjadi kunci adalah kesungguhan saat latihan menjelang pementasan.

"Sepekan sampai dua pekan sebelum pementasan biasanya kita baru melakukan latihan ekstra keras. Pementasan bisa berupa pementasan budaya juga pementasan festival budaya yang biasa dilaksanakan. Meskipun terkesan mendadak, terbukti beberapa kali mampu mengukir prestasi di ajang regional maupun nasional," kata Ratih. Di luar itu, pengurus Sanggar DIS sangat sungguh-sungguh memperkenalkan tari, terutama kepada mereka yang berusia belia dan anakk-anak. Satu di antaranya, tarian khas etnis Dayak yang menjadi khasanah budaya Kabupaten Sanggau. "Anak-anak kita berikan dasar-dasar tarian tradisional dan modern. Sehingga mereka bisa memainkan dan terbiasa dengan berbagai jenis tari yang ada. Baru setelah kita nilai cukup umur, mereka kita fokuskan belajar tarian tradisional Dayak. Kemudian mereka kita persiapkan untuk mewakili Sanggau jika ada event atau festival besar," kata Ratih. Selain bermanfaat melestarikan budaya Kabupaten Sanggau, merekrut anak-anak sebagai anggota sanggar juga diharapkan mampu mengarahkan aktivitas positif. Sehingga, anak-anak tersebut punya tujuan dan kegiatan bermanfaat setelah pulang dari sekolah. Sanggar Sanggau Nama : Sanggar Darma Indah Sanggau Berdiri sejak : Tahun 1972 hingga sekarang Pimpinan : Sudarsono (Sejak 1992 - Sekarang) Pendiri : - W Bernad - CB Dabik - W Amad - Leang Kabai - Beberapa pendiri lain Sekretariat : Jl Pancur Aji, Kelurahan Bunut, Sanggau

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun