Mohon tunggu...
Slamet Bowo Sbs
Slamet Bowo Sbs Mohon Tunggu... Jurnalis - Sarana Berbagi

Bukan siapa-siapa namun bertekad memberikan yang terbaik untuk sesama, pernah 7 tahun menjadi "pekerja" media . Saya bisa dihubungi di wa/call 085245208831, email : slametbowo83@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tahukah Anda, Garuda Pancasila Lahir dari Sintang

17 Januari 2019   15:06 Diperbarui: 4 Februari 2019   12:06 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GARUDA SINTANG (Dok :Kesultanan Al Mukaramah Sintang)

Sejarah ini hingga kini memang masih simpang siur, sebagian yakin Garuda Sintang memang "Nenek Moyang" langsung Burung Garuda Pancasila yang kita kenal sebagai Lambang Negara Republik Indonesia. Namun, ada sebagian yang lain menolak dengan tegas bahwa Garuda Sintang adalah versi replika Garuda Pancasila. Pertentangan ini khususnya datang dari Kesultanan Kadriah Pontianak.

Pertentangan itu sejatinya sudah sejak lama, sayangnya baik dari pihak yang mengklaim kebenarannya maupun yang menetangnya tidak ada yang bisa meluruskan sejarah. Bantahan hanya keluar dari mulut ke mulut. Ketika muncul berita tentang Garuda Sintang maka muncul bantahan sebaliknya dan terus begitu, padahal antara Kesultanan Al Mukaramah Sintang dan Kesultanan Kadriah Pontianak masih memiliki kedekatan kekeluargaan.

Namun terlepas dari simpang siurnya informasi tersebut, masyarakat Sintang, Kalimantan Barat bangga dengan keberadaan Burung Garuda Kesultanan Sintang ini. Karena burung ini telah membuktikan, bahwa Kesultanan dan Masyarakat Sintang memiliki kontribusi langsung terhadap berdirinya bangsa Indonesia. Meski hingga kini, belum ada pengakuan langsung dari pemerintah bahwa Replika Garuda Sintang merupakan nenek moyang Garuda Pancasila.

KEPALA GAMELAN - Kepala Gamelan
KEPALA GAMELAN - Kepala Gamelan
Sejarah

Kesultanan Al Mukaramah Sintang sendiri sejatinya sudah jauh-jauh hari mengakui, bahwa inspirasi replika burung ini berasal dari seperangkat gamelan yang dibawa dari Tanah Majapahit. Karena memang sejarah mencatat (termasuk wikipedia.Red), ada ikatan pernikahan antara Patih Logender dengan Putri Cantik asal Kerajaan Sintang yang bernama Putri Darajuanti. 

Selain seperangkat gamelan yang bergelar "Gending Logender", Pateh Logender juga membawa Tanah Majapahit dan beberapa  meriam yang hingga kini tersimpan rapi di Kesultanan Sintang yang berada di Kelurahan Kapuas Kiri Hulu, Kecamatan Sintang. Benda-benda ini merupakan mas kawain pernikahan Patih Logender dengan Putri Darajuanti. 

Burung Garuda yang menjadi ide awal pembuatan replika ini sendiri berada di kepala Gong dari seperangkat gamelan tersebut, hanya saja oleh sang pembuat replika yang diyakini bernama Putung Kempat, garuda yang awalnya berkepala dua tersebut diubah hanya memiliki satu kepala seperti pada gambar di atas. 

Sultan Sintang HRM Ikhsan Perdana Tsaefoedin, meyakini Replika Burung Garuda inilah yang menjadi inspirasi Sultan Hamid II  ketika diminta oleh Presiden Soekarno untuk membuat lambang Negara Indonesia. Bukti peminjaman sendiri, hingga kini juga masih tersimpan di Kesultanan Sintang. Sayangnya hanya ada beberapa orang yang mengetahui persis proses peminjaman tersebut, itupun saat ini kondisi kesehatannya sudah terus menurun karena pengaruh usia.

Pada 2011, Burung Garuda asal Kesultanan Sintang ini dipinjam oleh Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung. Tujuan peminjaman agar dapat diperlihatkan kepada publik bahwa burung Garuda Pancasila yang juga lambang negara berasal dari wilayah ujung timur Kalimantan Barat bernama Kabupaten Sintang.

Saat ini, guna memperkenalkan kepada masyarakat khusunya generasi muda Kabupaten Sintang terhadap burung garuda, Museum Kapuas Raya Sintang yang berada di jalan kawasan Wisata Bukit Kelam, Sintang juga membuat Patung Burung Garuda Kesultanan Sintang dengan ukuran yang lebih besar. Patung ini mirip dengan yang tersimpan di Kesultanan Sintang, namun dilengkapi dengan rincian perjalanan terbentuknya Lambang Garuda Pancasila di sekelilingnya.

Kebaradaan Replika Burung Garuda sendiri saat ini masih tersimpan rapi di Museum Kesultanan Sintang, lokasinya tak jauh dari Pusat Kota Sintang hanya 20 hingga 30 menit menggunakan kendaraan darat. Masyarakat umum juga bisa melihat langsung keberadaa burung tersebut bersama koleksi peninggalan kerajaan Majapahit lain di tempat yang sama. Setelah melihat langsung, kita bisa membandingkan versi jadi, lukisan tangan dan Replikasi Burung Garuda Kesultanan Sintang apakah memiliki kesamaan atau tidak sama sekali. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun