Mohon tunggu...
Nabila
Nabila Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance writer

Writing is the cathartic escape that untangles the web of thoughts and emotions, freeing the mind from the thorns of confusion and anxiety.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review: Film The New Rulers of The World

16 Agustus 2022   16:23 Diperbarui: 16 Agustus 2022   16:31 6040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Namun, pada kenyataannya hal seperti itu tidak pernah terjadi. Dalam film tersebut disebutkan bahwa Soeharto dan para pengikutnya setidaknya telah menyelewengkan uang pinjaman dari Bank Dunia dalam jumlah yang sangat besar dan hal ini memberikan dampak kepada rakyat Indonesia yang harus membayar hutang tersebut sepanjang masa. 

Dan John Pilger kembali mengutip bahwa dalam kasus seperti ini, yang kaya akan tumbuh semakin kaya sementara yang miskin akan semakin jatuh miskin.

Pada kesimpulan yang penulis ambil dari pandangan Marxisme ini, dalam film yang berjudul The New Rulers of The World menjelaskan betapa sistem perekonomian Indonesia diatur oleh para pemegang kekuasaan yang hanya ingin menguntungkan diri mereka sendiri. 

Kaum-kaum Borjuis mengeksploitasi kaum-kaum Proletar, memperkerjakan mereka dengan upah yang sangat minim bahkan dengan intensitas kerja yang melebihi batas kemampuan manusia untuk bekerja, buruh diperlakukan bagai mesin yang akan terus bekerja hingga si pemilik mengatakan bahwa pekerjaan mereka telah selesai. 

Adanya ketimpangan dalam hal pembagian upah ini juga menjadi sorotan. Ketika sepatu dengan harga sekitar Rp. 1,400,000- diperjualkan dikalangan dunia, sementara upah yang diterima oleh buruh pembuat sepatu tersebut hanyalah sekitar Rp. 9000,-. 

Ketimpangan inilah yang akhirnya menimbulkan konflik antara kelas Borjuis dengan Proletar. Meskipun, pada akhirnya para kaum Proletar tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti prosedur yang diperintahkan oleh perusahaan dari kaum Borjuis. 

Bahkan dengan mengumpulkan uang tersebut selama beberapa bulan, kaum buruh tidak dapat merasakan hasil jerih payah mereka. 

Globalisasi secara terang-terangan membuka pasar bebas, dimana setiap individu atau kelompok dapat melakukan kegiatan perekonomian dengan standar yang telah ditentukan oleh dunia. Akan tetapi, hal tersebut hanya menguntungkan sebelah pihak saja. 

Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah saat ini dieksploitasi oleh kaum kapitalis. Dapat diibaratkan bahwa Indonesia memperkaya negara-negara maju, dan memiskinkan negara dan rakyatnya sendiri. 

Pengambilan kekuasaan dari pihak Borjuis layaknya Soeharto dan para pengikutnya membawa Indonesia pada ketergantungan akan uang pinjaman dari Bank Dunia, dan hal ini lagi-lagi berdampak kepada masyarakat terkhusus masyarakat miskin. 

Marxisme memandang bahwa datangnya globalisasi bukan sebuah hal yang baru, melainkan hal tersebut merupakan perpanjangan tangan dari kapitalisme yang menghancurkan negara-negara kecil di dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun