Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Menulis di berbagai media cetak sejak 1989. Pengamat Pendidikan Nasional dan Humaniora. Pengamat Sepak Bola Nasional. Praktisi Teater.

Bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(9) Membaca Adab Seseorang di Grup WA Khusus

9 Maret 2025   07:53 Diperbarui: 9 Maret 2025   08:30 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Supartono JW


(9) Membaca Adab Seseorang di Grup WA Khusus

Grup WhatsApp (WA) khusus adalah satu di antara banyaknya tempat mempraktikan adab seseorang di kehidupan nyata, sekaligus mencerminkan pencapaian kecerdasan SQ, IQ, EQ, setelah ditempa pendidikan di lingkungan: keluarganya, agamanya, kekeluargaannya, lingkungannya (sekolah/kuliah/tempat kerja, komunitas, dll).

(Supartono JW.09032025)
Pengamat pendidikan nasional dan humaniora

Satu hari jelang fase rahmat di 10 hari pertama ibadah Ramadan berakhir, Minggu pagi usai Salat Subuh (9/3/2025), begitu saya memeriksa aplikasi WhatsApp (WA) di handphone, ada anggota Grup WA yang baru sempat merespon setelah yang bersangkutan diinvite dalam Grup WA Khusus Alumni.

Dari responnya, rangkaian kata-katanya santun dan beradab, mencerminkan sudah sampai sejauh mana spidometer (ukuran) kecerdasan spiritualnya (SQ), kecerdasan intelegensi/otak (IQ), dan kecerdasan personality/emosi/mental/karakter kepribadian (EQ) dalam meniti langkah di kehidupan nyata ini.

Kisah ini pun saya pilih sebagai potret hari ke-9 ibadah Ramadan di +62. Sebab, saya yakin perilaku sopan dan beradab dalam Grup WA khusus, jarang dibahas dalam dunia pendidikan, khususnya di sekolah/kampus, apalagi di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sementara, pendidikan di Indonesia masih terus tercecer, hingga sulit melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, cerdas SQ, IQ, dan EQ.

Karenanya, masyarakat Indonesia, hampir setiap detik, disuguhi perilaku tidak beradab SDM "rendah" yang mudah ditemukan di berbagai platform media sosial (medsos) dan kasus-kasus SDM rendah yang diviralkan. Lalu, bagaimana warganet dan netizen mengomentarinya. Lalu, dalam sekejap menjadi banjir dan polusi hujatan. Hujatan itu sendiri, secara langsung juga mencerminkan tingkat kecerdaaan SQ, IQ, dan EQnya.

Apa itu Grup WA Khusus?

Sesuai namanya, Grup WA Khusus, maka khusus yang salah satu artinya sesuai KBBI istimewa, maka grup dibuat berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, sasaran, dan dilaksanakan cara khusus dan istimewa.

Anggota grupnya pun adalah individu-individu yang istimewa. Karena tidak sembarang orang dapat masuk grup istimewa itu. Secara khusus, anggota-anggota yang istimewa itu pun wajib memahami adab menjadi anggota grup. Memahami mengapa ada Grup WA Khusus.

Sekali saja perilaku tidak beradab anggota terbaca, baik yang merespon/tidak merespon informasi dalam grup, maka anggota yang bersangkutan sudah gugur menjadi anggota istimewa. Apalagi bila merespon/berpendapat/berkomentar/mengeshare sesuatu, dll, jauh dari adab.

Sehingga anggota grup bersangkutan, seperti "membunuh dirinya sendiri", yaitu mempertontonkan sejauh mana dirinya menjadi SDM. Sejauh mana tingkat kecerdasan SQ, IQ, dan EQnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun