Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus Corona di +62 Meningkat, Masyarakat Menunggu Realisasi Pesan Presiden

13 Juli 2020   18:29 Diperbarui: 13 Juli 2020   18:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Dari tiga pesan yang disampaikan presiden, pesan kedua dan ketiga memang selama ini menjadi biang kerok mengapa perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia menjadi terkesan seperti benang kusut. Pasalnya, tak seriusnya pemerintah menangani corona sejak awal, hingga melaporkan data-data kasus yang tidak valid ke hadapan masyarakat menjadi bumerang hingga kasus corona terus tak terkendali.

Simalakamanya, andai data-data laporan kasus yang kini signifikan meningkat ini benar sesuai fakta, masyarakat sudah telanjur kecewa dan tak percaya dengan laporan tersebut.

Setali tiga uang, ketika berbagai pemerintah daerah berupaya menangani corona dengan berbagai model seperti PSBB dan lainnya, pemerintah pusat melalui para menteri dan pembantu presiden, justru mengacaukan berbagai peraturan yang dibuat sendiri dan membingungkan masyarakat. Di sisi lain memperketat aturan, di sisi lain melonggarkan aturan. Di satu pihak bikin peraturan A, pihak lain bikin peraturan B, cenderung tidak nyambung dan bertentangan.

Lebih dari itu, adanya pengakuan dari stakeholder terkait bahwa memang data pelaporan Covid-19 dari gugus tugas tidak valid, serta adanya ungkapan mengapa hal itu dilakukan demi masyarakat tidak panik, benar-benar sudah "meracuni" pikiran masyarakat yang menjadi benar-benar tak percaya dengan laporan pemerintah selama ini.

Sehingga pesan kedua dan ketiga Jokowi, bila benar-benar akan dilaksanakan, tidak ada lagi kekacauan peraturan yang tumpang tindih. Tidak ada lagi laporan data yang direkayasa.

Yang pasti, sejak awal corona hadir di Indonesia, meski telah dibuat peraturan ini dan itu, namun karena semuanya justru membuat rakyat tak percaya, maka masyarakat justru telah hidup normal sejak pandemi ini terjadi. Sebab, masyarakat akhirnya hanya berpikir bahwa hidup mati urusan Allah. Dan, toh saat mereka kelaparan, bantuan dari pemerintah juga tidak seperti harapan, plus banyak salah sasaran dan tidak tepat. 

Kira-kira apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan pesan kedua dan ketiga Pak Presiden?

Apakah pemerintah akan kembali membuat peraturan yang tegas, namun tidak simpang siur dan tidak saling berbenturan baik antar kementerian dan pemerintah daerah, sehingga membuat rakyat tidak bingung, pun patuh dan disipilin.

Kira-kira, cara masif seperti apa yang dapat membuat masyarakat kembali percaya kepada pemerintah karena laporan kasus corona terlanjur dicap dan dianggap sandiwara dan rekayasa. Terlebih juga dianggap menjadi kendaraan beberapa pihak untuk mendapatkan "anggaran".

Semoga, pesan Bapak Presiden tidak berhenti dalam ratas, namun akan teraplikasi hingga membuat masyarakat sadar, tertib, disiplin, dan terutama kembali percaya kepada pemerintah. Jangan sampai, pesan Presiden hanya berhenti sebagai pesan, seperti pesan Presiden mereshuffle kabinet, namun juga hanya masih wacana.

Yang pasti, kini masyarakat justru sebagian besar sudah hidup normal, lho. Padahal, saat kasus corona di Indonesia terus dilaporkan meningkat, lalu bahwa laporan itu benar atau rekayasa, saat bersamaan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru mengakui temuan para pakar dari 32 negara bahwa virus corona menyebar melalui udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun