Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Butuh Interaksi Sosial, Tatap Muka

5 Juli 2020   09:00 Diperbarui: 5 Juli 2020   08:57 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Doc. Yusuf Oblet

Perhatikan foto artikel, contoh Mas Menteri Nadiem saat belajar di SD. Inilah hakikat belajar. Ada interaksi dan praktik pengalaman langsung yang menyentuh hati dan akal dalam praktik kehidupan nyata. Butuh interaksi sosial.

Bila kini ramai menjadi perbincangan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sebagai satu di antara menteri yang akan di reshuffle, mungkin ada benarnya, sebab ada yang menilai rapor bos Go-Jek ini merah.

Terlebih, kini ada satu pernyataannya yang membikin masyarakat jadi bertanya-tanya atas kinerja Nadiem yang mengatakan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa diterapkan secara permanen usai pandemi Covid-19.

Padahal hingga saat ini, kendati tahun ajaran baru 2020/2021 tinggal menghitung hari, Kemendikbud belum rampung menyiapkan kurikulum PJJ dan modul pembelajaran.

Sementara sejak pandemi corona yang akibatkan sisa pembelajaran semester genap via daring/online/virtual (DOV) saja banyak ketimpangan, penuh keluhan, dan dinilai gagal yang sudah sangat terbuka dan terbaca tingkat publikasinya di tengah Masyarakat.

Malah masyarakat banyak menyebut, jangankan pembelajaran melalui DOV, pembelajaran reguler dengan tatap muka yang selama puluhan tahun sejak Indonesia merdeka saja masih carut-marut.

Hakikat belajar

Apa yang menjadikan persoalan pendidikan dan tujuan pendidikan di Indonesia hingga saat ini belum terwujud sesuai cita-cita, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas, berkarakter, dan berbudi pekerti luhur sehingga terbentuk manusia-manusia kreatif dan inovatif?

Cita-cita Nadiem yang akan menerapkan PJJ menjadi permanen memang sudah benar dengan melihat perkembangan zaman dan usia negara Indonesia yang seharusnya sudah mampu di tahap itu.

Namun, dengan fakta dan data tentang pendidikan Indonesia hingga sampai pada pembelajaran DOV di saat pandemi corona, apa yang terjadi? Banyak sekali "pihak" yang belum siap menerapkan pembelajaran DOV atau PJJ di NKRI.

Mungkin, barangkali, banyak pihak juga yang belum memahami hakikat belajar yang sebenarnya atau memahami namun tak juga bertindak sesuai hakikat belajar dalam proses pembelajaran dan pendidikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun