Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar "Via" Daring Belum Cocok untuk Kondisi dan Kultur Indonesia, Benarkah Tahun Ajaran Baru 2020/2021 Tetap 13 Juli?

10 Juni 2020   22:40 Diperbarui: 10 Juni 2020   22:41 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Dalam dua hari ini, Selasa-Rabu, 8 dan 9 Juni 2020, jumlah penambahan kasus positif corona di Indonesia menjadi yang tertinggi kedua (1.043 kasus) dan pertama (1.241 kasus), sejak pandemi Covid 19 menjamah Indonesia.  Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah hingga lahir PSBB. 

Namun, setelah pereaturan PSBB berakhir, dan pencegahan corona memasuki masa transisi menuju normal baru, ternyata kasus bukan tambah menurun, tetapi malah kembali naik secara signifikan.

Padahal, terkait pendidikan di Indonesia, Kemendikbud baru saja memastikan tahun ajaran baru tetap dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah direncanakan, seperti yang disampaikan oleh Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Evy Mulyani dalam konferensi pers daring Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Selasa (9/6).

Dengan demikian, tahun ajaran baru 2020/2021 akan dimulai pada 13 Juli 2020. Namun, rincian kalender pendidikan pada tiap daerah dibuat masing-masing pemerintah daerah. Tahun ajaran baru di masa pandemi corona ini, bukan berarti sekolah langsung menerapkan pembelajaran tatap muka.

Sudah diputuskan, masih melakukan kajian?

Hanya yang menjadi pertanyaan, mengapa kepastian tahun ajaran baru yang akan dimulai pada 13 Juli 2020, baru diinformasikan kepastiannya pada Selasa (9/6) oleh Kemendikbud? 

Lebih ironis, sudah diputuskan tanggalnya, tetapi kok masih melakukan kajian, dan kasus corona juga terus meningkat, karena Evy menyampaikan bahwa, Kemendikbud sejauh ini masih melakukan kajian dan analisis terkait pembukaan sekolah bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. 

Bahkan menekankan pihaknya bakal mengutamakan kebijakan kesehatan dan keselamatan guru, siswa dan orang tua dalam memutuskan pembukaan sekolah.

Terkait hal tersebut, kini fakta yang terjadi, kasus corona justru malah semakin meningkat di Indonesia. Sudah begitu, bila sebagian besar sekolah bakal melakukan pembelajaran jarak jauh pun, hasil pembelajarannya tidak akan sesuai harapan, seperti yang sudah ramai dibicarkan masyarakat dan berbagai pihak di Indonesia. 

Sebab, pembelajaran daring, benar-benar tidak mampu mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran daring pun tidak dapat juga dilakukan merata di seluruh Indonesia karena masih banyaknya daerah yang "tertinggal" dan masyarakat yang "miskin"`

Persoalannya, dalam kondisi belajar normal saja, tanpa ada pandemi, hasil belajar siswa di Indonesia masih masih jauh dari target pencapaian pendidikan yang bukan sekadar mengajar teori kepada siswa, namun seharusnya membekas hasil didikan pada siswa. Sehingga, model pembelajaran daring, memang bukan model yang tepat untuk mendidik anak Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun