Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengelola Kisah Masa Lalu dengan Benar

19 April 2020   23:39 Diperbarui: 20 April 2020   00:25 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: doc.Supartono JW

Di antara akibat pandemi corona, menjadikan warganet/netizen karena hanya berkutat di rumah, akhirnya banyak waktu, ujungnya memanfaatkan situasi dengan mengungkit dan mengingat masa lalu karena dianjurkan belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.

Bahkan ada yang sampai bawa perasaan (baper) dan caper (cari perhatian), dan banyak pula yang memanfaatkan demi membandingkan atau malah menjatuhkan orang lain. 

Banyak muncul di media sosial, postingan, kisah/artikel/cerita/foto/video kisah-kisah masa lalu seseorang dikaitkan dengan hubungannya dengan teman, sahabat, tempat kerja, komunitas, dll, kembali dipublikasikan di dunia maya atau medsos. 

Ada yang tujuannya hanya untuk mengingat kenangan masa lalu karena kangen. Ada yang demi menarik perhatian orang lain karena masih peduli. Ada yang ingin menunjukkan kehebatan masa lalu. Ada yang disengaja demi membandingkan atau menjatuhkan orang lain/kelompok lain/pihak lain, dll maksud lainnya. 

Yang pasti, acara mengungkit masa lalu dengan memposting kisah/artikel/kisah/foto/video dll, di masa pandemi corona ini meski hanya sekadar untuk saling mengingat, saling dapat bertegur sapa lagi, atau sekadar menunjukkan memori-memori siapa kita dulu, dan siapa kita sekarang, kini banyak bermunculan disertai bumbu dan alasan beragam.

Namun, kegiatan mengungkit atau mengingat masa lalu, sering kali menjadi masalah bagi sebagian orang, karena bisa akibatkan hal negatif. Maksud baik mengingat masa lalu, bisa menjadi hal buruk bagi orang lain. 

Meski, bagi orang/pihak lain, terkadang hal tersebut memang disengaja karena ada maksudnya. Setiap orang pasti punya masa lalu dan dari masa lalunya ada yang tidak ingin lagi mengingatnya, namun ada juga tipe orang yang cuek, tudak peduli, hingga "terlalu" peduli karena masa lalu baginya penting. 

Tipe orang yang "terlalu" peduli ini, biasanya sangat mengetahui detail hidup orang lain hingga ke cerita masa lalunya hingga memanfaatkan momentum "mengungkit" menjadi kendaraannya. 

Bagi yang melakukan kegiatan mengungkit masa lalu dengan tujuan baik dan positif, tentu akan dapat kita pahami. Namun, yang tidak banyak disadari, ada orang yang cuek berbagi masa lalu, padahal kisahnya ada orang dalam masa itu yang tidak ingin lagi mengingat, karena dengan kisah yang di bagikan lagi, justru mengungkit kisah sedih/duka dan trauma, padahal maksudnya baik. 

Karenanya, mengungkit kisah masa lalu, harus hati-hati, sebab ada yang sudah berusaha untuk menjadi lebih baik dan masih belajar memperbaiki, namun jadi mengingat kejadian kelam lagi, padahal sudah betapa kerasnya seseorang itu melupakan kejadian dalam masa lalu itu. Atau menjadikan orang lain merasa direndahkan.

Kira-kira, Anda yang membaca artikel ini, jenis orang yang seperti apa terkait  kebiasaan membahas dan mengungkit masa lalu? Apakah yang memang bertujuan baik dan positif? Atau memang bertujuan menjatuhkan orang lain/pihak lain? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun