Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rakyat Butuh Kebijakan yang Pasti, Tegas, dan Optimis!

31 Maret 2020   10:01 Diperbarui: 31 Maret 2020   10:22 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pngdownload.id

Fakta bahwa hanya dalam tempo 1 bulan sejak kasus pertama diumumkan (3/3/2020), korban meninggal akibat corona di Indonesia sudah mencapai angka 1.414.000 per (30/3/2020). 

Atas fakta itu, sejatinya apa yang mau diperdebatkan lagi? Inilah hasil kebijakan yang dianggap paling bijak oleh pemerintah pusat Indonesia (baca: Presisen), yang dari hari ke hari, kebijakannya juga coba di lawan oleh setiap pemimpin pemerintahan daerah. 

Siapa yang mau dianggap telah dengan sengaja menyebabkan 1.414.000 atau entah akan terus bertambah lagi nyawa rakyat Indonesia melayang? 

Sudah pasti jawabnya, tentu virus corona. Tapi siapa yang membuat virus corona terus menyebar di Indonesia? Jawabnya orang-orang yang telah menyebarkannya. Mengapa orang-orang menjadi penyebar virus corona? Karena kebijakan pemerintahnya. 

Mungkin begitulah urutan pertanyaan dan jawaban, yang pada akhirnya mengerucut jawaban bahwa pemerintah pusat Indonesia telah menyebabkan 1.414.000 nyawa melayang akibat kebijakannya, dengan apapun alasannya. 

Oleh karena itu, saya juga sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah yang mengatakan, ini saatnya pemimpin negara tampil dan berbicara. Sebab hari ini, publik perlu arah dan ketenangan. Pemimpin tak perlu ragu sebab tidak ada pejabat yang bisa mewakili pemimpin. Fahri pun berujar: "Jangan nampak bingung dan ragu, tidak ada pejabat yang bisa mewakili kepemimpinan inti. Jangan pion-pion yang tampil." ujar Fahri lewat rilisnya, Senin (30/3). 

Sebetulnya, saya, bahkan mungkin banyak rakyat yang bisa jadi terhibur dengan pernyataan Fahri yang sebelumnya sangat aktif tampil ini. Fahri menyebut dalam situasi corona semakin gawat "pion-pion yang tampil". Memang, masyarakat juga sudah sangat gerah dengan hanya seringnya pion-pion ini muncul, tampil, diundang ke sana-ke sini media televisi, lalu bicara, ujungnya hanya meneruskan kebijakan Jokowi dibumbui pernyataan pribadi, yang sudah dapat ditebak arahnya. 

Benar kata Fahri, mungkin sekarang rakyat tidak butuh pion-pion, tetapi pemimpin yang asli! Bahkan Fahri pun menambahkan: "Jika pemimpin nampak lemah, seluruh rakyat akan merasa lemah. Jika pemimpin nampak kuat dan mampu menggerakkan bangsa, bersatu kita teguh. Ini saat pemimpin tampil mengajak rakyat bersama." 

Fahri pun menambahkan bahwa "Negara kita adalah negara pancasila yang memiliki perangkat budaya untuk melawan. Kecemasan lebih berbahaya dari corona. Maka tugas utama pemimpin adalah mengajak rakyat melawan rasa cemas." 

Kini, atas kebijakannya yang mungkin karena sangat dikalkulasi, hingga nampak terlihat dan terasa lambat, lelet, ragu, dan lemah, akibatnya pemimpin inti daerah (Gubernur, Bupati, Wali Kota) pun tak patuh akan kebijakannya yang telah membikin 1.414.000 nyawa melayang. 

Atas kondisi ini, masyarakatpun ramai memposting tentang foto dan ucapan Presiden Ghana di berbagai media sosial. Postingan yang terus diteruskan dan disebarkan, tentu bukan maksud masyarakat hanya sekadar meneruskan dan menyebar, namun tentu ditujukan jelas arahnya ke mana, karena bisa menjadi sindirian, mengetuk hati, atau nada protes yang santun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun