Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

66 Gubernur Zaman Batavia, Tak Ada yang Merasa Bersalah atas Banjir Jakarta

26 Februari 2020   11:08 Diperbarui: 26 Februari 2020   11:11 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Melihat, menonton, membaca berbagai sikap, perilaku, dan komentar menyoal Jakarta kembali banjir beberapa hari ini, sungguh memilukan. 

Sebab semua yang akhirnya unjuk gigi "sok-sok-an" menyikapi dan mengomentari banjir Jakarta, seperti anak-anak kecil yang belum pernah bersekolah dan belum pernah membaca sejarah. 

Bisanya "omdo" menyalahakan, menyudutkan, mencari kambing hitam, dan ujung-ujungnya hanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak berkepentingan demi tujuan partai politiknya untuk saling menjatuhkan dan menggembosi lawan. 

Bila para elite partai politik ini, sejatinya sangat paham mengapa Jakarta memiliki tradisi dan budaya banjir, tidak demikian bagi rakyat biasa yang seolah tetap buta dan tuli menyoal sejarah Jakarta yang sangat bersahabat dengan banjir. 

Maka, di setiap sikap dan komentarnya yang terapung ke media massa maupun media sosial, jadi hanya sekadar berisi "sampah-sampah komentar yang tak cerdas." 

Terlebih bila dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia, yang sangat jelas daerahnya masih penuh hutan, ladang, dan sawah, yang semuanya penuh resapan air, daerah-daerah itupun tak urung dilanda banjir. 

Jadi, bagi rakyat yang cerdas, mulai sekarang pakailah tolok ukur, mengapa daerah lain, selain Jakarta dan di luar pulau Jawa juga turut terimbas banjir. Apa pasalnya? 

Jelas, karena musim hujan dan curah hujan yang ekstrim. Bagaimana dengan Jakarta? 

Sudah tertulis juga dalam sebuah buku karya Alwi Shahab, bejudul "Jakarta Kota Banjir". Diungkap dalam buku tersebut bahwa banjir di Ibu Kota sebenarnya sudah terjadi sejak lama dan selalu memusingkan para Wali Kota dan Gubernur untuk mengendalikannya. Sejak Wali Kota Suwiryo sampai Sudiro, Gubernur Dr Sumarno sampai Sutiyoso. 

Lebih jauh, juga diungkap bahwa saat Belanda masih menduduki Batavia, nama Jakarta kala itu. Banjir juga memusingkan para gubernur Jenderal Belanda. Dari JP Coen sampai AWL Tjarda van Starkenborgh Stachoewer juga gagal mengatasi banjir di Batavia. 

Malah tercatat ada 66 Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkuasa di Batavia, tapi tidak ada yang pernah merasa bersalah atas terjadinya banjir di kota ini. Mengapa? Karena Jakarta yang mulanya bernama Batavia, memang daerah rawa-rawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun