Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menerka Maksud Realistis dan Planet Lain dari Simon McMenemy

11 September 2019   08:24 Diperbarui: 11 September 2019   09:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seharusnya mengemuka bahasa menyejukkan tatkala gagal membawa Timnas menang, tetapi malah memunculkan diksi realistis dan planet lain untuk mendeskripsikan keberadaan Timnas Senior Indonesia dari Simon McMenemy.

Atas dua pernyataan tersebut wajib kita telusuri kedalaman maknanya, mengingat masih ada waktu satu bulan ke depan, untuk PSSI menyiapkan Timnas senior dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia (KPD) 2022 laga ketiga saat dijamu tim kuat Uni Emrat Arab (UEA) pada 10 Oktober 2019. 

Kira-kira apa yang akan dilakukan organisasi sepak bola Indonesia bernama PSSI dalam menebus kegagalan di dua laga awal yang juga dibumbui rusuh suporter? 

Harus diakui bahwa penampilan Timnas Senior yang digadang-gadang dapat menembus babak selanjutnya di KPD, sangat jauh di bawah ekspetasi publik sepak bola nasional dalam dua laga awal. 

Bukannya rendah hati, bijak dan mengakui kelemahan bahkan boleh saja langsung menyatakan mundur dari jabatan pelatih, Simon McMenemy malah selalu hanya berargumentasi membela diri dan membela pemainnya dan tersiar di berbagai media. 

Sikap Simon, yang demikian justru semakin membuat publik sepak bola  nasional antipati. Sepanjang catatan saya, sikap pelatih Asing sebelumnya, yang pernah dipercaya menukangi Timnas, tidak ada yang gemar membela diri. 

Bagaimanapun, publik sepak bola nasional adalah saksi dari perjalanan Timnas dari era ke era. Karenanya, setiap indivudu suporter setia Timnas, bila ditanya pemain mana yang layak masuk skuat Timnas, lalu komposisi pemain mana yang pas untuk diturunkan dalam laga, bisa jadi akan lebih jeli daripada pelatih Timnas sendiri. 

Dalam kasus dua kekalahan dari Malaysia dan Thailand di kandang sendiri, publik sepak bola nasional tentu sangat dapat menjelaskan kira-kira letak kesalahannya di mana. 

Jadi, bila pelatih mencoba berargumentasi, percuma, karena laga ditonton dengan kasat mata dan semua pecinta sepak bola nasional dapat menilainya. 

Lebih lucu lagi, Simon malah minta publik sepak bola nasional realistis. Apa maksudnya coba? Kata realistis yang dimaksud Simon jelas bermakna, Timnas Indonesia memang masih jauh dari level untuk Piala Dunia. Ini apa maksudnya?

 Dipercaya menjadi pelatih Timnas Indonesia untuk dapat meloloskan Indonesia, malah mengecilkan Timnas Indonesia. Apa sebetulnya visi misi Simon bersedia memegang jabatan sebagai pelatih Timnas Indonesia yang sangat diharapkan dapat merengkuh prestasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun