Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

9 September 2019, Haornas ke-71

9 September 2019   10:45 Diperbarui: 9 September 2019   11:00 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: apahabar.com

Hari ini, 9 September 2019 adalah Hari Ulang Tahun (HUT) Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-71. Bisa jadi banyak rakyat Indonesia yang lupa akan Haornas. Padahal, sejak tanggal 9 September ditetapkan sebagai Haornas, kini usianya sudah beriringan dengan HUT RI. 

Perlu diketahui, Haornas lahir atas dasar penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) I. PON I adalah PON pertama di Indonesia yang diselenggarakan di Kota Praja Surakarta pada 9--12 September 1948. Oleh karena itu, tanggal pembukaannya, 9 September, hingga saat ini diperingati sebagai Haornas. 

Sejarah singkatnya, pada tanggal 9 September 1948 PON pertama kali dibuka secara resmi oleh Presiden Soekarno dan diadakan di kota Solo, Jawa Tengah, lalu penutupannya dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI). 

Saat itu, peserta PON berasal dari 13 karsidenan atau kota, antara lain Yogyakarta, Madiun, Magelang, Semarang, Bandung, Malang, Surakarta, Surabaya, Pati, Kedu, Banyuwangi, dan Jakarta. 

Sebagai juara PON I adalah kota Solo atau Surakarta. Terkait PON I dan Haornas, seluruh bangsa Indonesia wajib terus memahami bahwa pelaksanaan PON ini tidak hanya terkait pada prestasi olahraga dalam negeri saja, melainkan berhubungan dengan gengsi serta harkat dan martabat Bangsa dan Negara di mata bangsa dunia. 

Ada kisah sedih yang melatar belakangi PON I dan mengapa tanggal 9 September juga dijadikan Haornas. Sebabnya adalah, Olimpiade ke-14 di London dengan tuan rumah Inggris, ternyata menolak kehadiran atlet Indonesia. 

Pasalnya, Indonesia saat itu baru saja merdeka dan dianggap belum memiliki prestasi di bidang olahraga manapun dan belum layak untuk mengikuti olimpiade. 

Alasan Inggris waktu itu, ternyata hanya sebagai pengalihan saja karena Inggris merupakan sekutu Belanda dan Belanda pun masih belum menerima kemerdekaan Indonesia. 

Atas penolakan Inggris, demi harga diri bangsa dan negara Indonesia, Persatuan Olahraga Indonesia menggelar konferensi darurat di Solo tahun 1948 untuk mengadakan PON. 

Dengan adanya PON, menandakan bahwa Indonesia ada dan selalu hidup dari masa ke masa. Satu tanda bahwa Indonesia selalu hidup dari masa ke masa.

Pada tahun 2017, di SEA Games Kuala Lumpur, Indonesia ada di ranking ke-5. Berikutnya, saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018 Jakarta-Palembang Indonesia, altet Indonesia masuk empat besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun