Mohon tunggu...
Septiyana Ayu
Septiyana Ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Saya adalah seorang mahasiswa psikologi

minat saya dibidang komunikasi menjadikan saya seorang yang selalu ingin bertemu, berteman, dan belajar dari banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Mengadakan Donasi Kaleng Bekas

25 November 2020   06:48 Diperbarui: 25 November 2020   06:50 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEMARANG - Septiyana Ayu salah satu mahasiswa KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang mengadakan pegelolaan limbah sampah bersama dengan pengrajin limbah di daerah Tambakrejo RT 03/XVI, Tanjung Mas, Semarang Utara (16/11/2020). 

Pegolahan limbah sampah ini juga melibatkan peran serta warga Perum Koveri, RT 09/RW 07 dalam menyumbangkan sampah terutama sampah kaleng bekas yang kemudian akan disumbangkan kepada pengrajin untuk diolah menjadi sebuah kerajinan.

Berawal dari keprihatinan produksi sampah yang  semakin hari semakin meningkat, kemudian diadakanlah kegiatan pengelohan sampah yang bertujuan untuk membantu mengurangi tingginya produksi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat terlebih limbah sampah rumah tangga. Data yang dilansir dari news.detik.com menyatakan bahwa pada 2020 ini perkiraan jumlah produksi sampah di Indonesia mencapai 67,8 juta ton sampah dan kemungkinan masih akan bertambah.

Kegiatan pengolahan limbah ini merupakan salah satu program kerja KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang. Dalam pelaksanaan program kerja ini Septiyana Ayu juga mengajak serta teman-teman KKN yang lain untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan.

Walaupun terbuat dari limbah kaleng bekas namun kerajinan yang dihasilkan memiliki nilai jual yang tinggi. Selain itu, banyak juga pembeli  yang sangat tertarik dengan produksi kerajinan dari limbah karena dirasa unik dan terbuat dari limbah kaleng bekas.

Menurut Salamun, produksinya itu sudah terjual lebih dari 100 buah per bulannya. Namun karena pandemi, tingkat produksinya menurun hingga 70%. Akan tetapi beliau tak patah arang, ia kemudian memutar otak berpikir untuk menghasilkan suatu karya baru. Karena limbah kaleng ini sangat sulit didapatkan, kemudian ia mendapatkan ide baru untuk membuat karya yang terbuat dari bambu. Beliau menemukan ide ini ketika sedang melaut. Tak disangka hasil karya beliau juga laku dipasaran. Hal ini membuat penghasilan beliau berangsur-angsur membaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun