Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

PPKM Darurat Bukan "Adu Urat"

9 Juli 2021   06:57 Diperbarui: 9 Juli 2021   07:42 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPKM Darurat. sumber foto Antara

Itu sebabnya, mengutip Halodoc, cara efektif mencegah virus ini masuk ke tubuh kita ialah dengan memakai masker dengan pori lebih kecil dari 100 nanometer.

Menurut Prof. Wing-Hong Seto, guru besar Hong Kong University dan Wakil Direktur Pusat Kolaborasi WHO, pemakaian masker yang tepat adalah dengan menempatkan bagian berwarna biru atau hijau di bagian luar karena bagian ini dilengkapi dengan material yang waterproof.

Jika dulu suka 'kongkow-kongkow', sekarang sebaiknya dihindari. Physical distancing atau pembatasan fisik adalah salah satu langkah yang disarankan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Anda diminta untuk tidak bepergian ke tempat yang ramai, misalnya mal, restoran, pasar, serta gym, atau pusat kebugaran.

Suka atau tidak, budaya cium tangan, tata caranya sekarang harus diubah. Jika dulu sebelum masuk rumah, istri dan anak menyambut dengan mencium tangan kita. Sekarang tunggu dulu!

Ubah perilaku itu dengan cuci tangan dulu. Taruh pakaian langsung ke tempat cucian dan dicuci. Kemudian langsung mandi. Baru setelah itu istri dan anak Anda mencium tangan Anda.

Jika dulu suka berbohong, kali ini harus jujur. Terutama menyangkut tentang kondisi kesehatan masing-masing. Meskipun sudah tahu kondisi tubuh panas tinggi dan batuk masih tetap mengaku sehat. Ini bisa berbahaya karena bisa itu merupakan serangan Covid-19.

Item-item ini kelihatannya sederhana. Tapi, tidak mudah dilakoni. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah. Mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyakarat (PPKM).

PPKM berlangsung di beberapa wilayah yang menjadi titik penyebaran infeksi COVID-19, yakni di Pulau Jawa dan Bali. Mulai dari PPKM I pada 11 Januari 2021. PPKM II 26 Januari 2021.

Kemudian ditambah PPKM Mikro I-XI. Tapi, hasilnya tak maksimal. Kini dipertegas dengan PPKM darurat mulai 3 Juli hingga 20 Juli 2021. Tujuannya ntuk mengurangi penyebaran kasus korfimasi harian hingga di bawah 10 ribu kasus per hari.

Tapi, baru hari pertama diberlakukan, masyarakat seperti tak peduli. Masih banyak yang nekat wara-wiri. Kemacetan terjadi di tiap penyekatan. Mereka adu urat dengan petugas. Berbagai alasan. Miris saya melihatnya di televisi.

Kesadaran masyarakat kita masih rendah. Masih seenaknya. Akibatnya, tingkat penyebaran virus corona begitu mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun