Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Petinju Indonesia Harus Jadi Raja KO, Caranya: BH 35 RK

25 Mei 2021   10:37 Diperbarui: 25 Mei 2021   11:00 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayjen TNI (purn) Komaruddin Simanjuntak. Foto dok pribadi

Mayjen TNI (Purn) Komaruddin Simanjuntak baru seumur jagung duduk di kursi Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) periode 2020-2024.

Mantan Pangdam Udayana ini terpilih lewat Musyawarah Nasional (Munas) Pertina pada 31 Desember 2020 lalu. Dia unggul 3 suara dari petahana Irjen Pol Johny Asadoma yang meraih 15 suara.

Tapi, Komaruddin sudah bergerak cepat. Pria berkumis tebal ini langsung menyusun program kerja. Di antaranya bernama BH 35 RK. Apa itu?

"BH adalah tagline saya pada proses pemilihan ketum PP Pertina, yakni Bersatu Hati. Kalau semua kompak tidak ada yang tidak bisa," terang Komaruddin.

Kenapa 35? Indonesia memiliki 34 Provinsi. Pun Pertina punya 34 Pengurus Provinsi (Pengprov) dari Aceh hingga Papua dan 35 bersama PP Pertina. Jadi, dia mengajak semua pengurus pusat maupun daerah untuk Bersatu Hati membesarkan dan menuai prestasi olahraga adu jotos ini.

Sedangkan RK singkatan dari Raja KO. Komaruddin mengaku sedih melihat petinju Indonesia kalah dipukul Knock Out (KO). Karena itu, dia bertekad untuk membalikkan keadaan itu. Dia tidak ingin petinju Indonesia menjadi 'ayam sayur'.

"Petinju Indonesia harus jadi Raja KO," tegasnya.

Bagaimana program BH 35 RK itu bisa berjalan efektif?

Diakui tentu tidak mudah. Tapi, ini tantangannya. Komaruddin memaparkan akan membuat program pembanding. Dia mengajak para pengurus berpikir out of the box. Berpikir diluar nalar.

Caranya? Pertina Pusat akan membuat desantralisasi tinju amatir. Tempatnya ada dua pilihan: Batam dan Banten.

Komaruddin akan meminta tiap Pengprov (34 provinsi) mengirim 4 calon atlet berbakat usia 15-16 tahun yang pengalamannya nol. Total 136 orang.

Mereka akan digembleng pelatih asing dan 6-8 pelatih lokal. Pembinaan berangkat dari nol (0). Artinya mereka benar-benar tidak memiliki dasar tinju.

Di satu sisi ada program yang standarisasi. Mereka adalah yang memiliki dasar tinju. "Dua sisi ini yang akan kami kembangkan," jelasnya.

Tapi sebelum melangkah ke pemusatan latihan, harus melalui seleksi. Menurutnya ada tiga tahapan.

1. Tes Psikologi.
Sebanyak 136 calon petinju akan dilihat perilaku, fungsi mentalnya. Apakah mereka punya bakat tinju, nyali, tidak takut berkelahi.

Misalkan dari 136 orang yang lulus 100, maka 36 orang akan kami pulangkan ke daerahnya masing-masing.

2. Tes Kesehatan
Dari 100 orang yang lulus tes psikologi akan disaring menjadi 50 orang. Sisanya akan dipulangkan jika tidak memenuhi kriteria yang diharapkan.

3. Tes Anatomi
Calon atlet akan dilihat sorot matanya, bentuk leher, betis,  kaki maupun tulangnya. Dari 50 calon atlet akan dipangkas menjadi 30 orang.

Maka 30 orang inilah yang kami bina di kemp secara khusus.  Disini diprogramkan pembinaan out of the box. Mereka akan digembleng bagaimana menjadi seorang petinju. Selama tiga bulan akan dievaluasi.

Sejurus kemudian digelar sparring dengan petinju yang sudah memiliki dasar atau pembinaan yang sudah berjalan sebelumnya.

"Jika mereka berhasil menang KO maka pembinaan akan dilanjutkan ke program berikutnya. Jika cuma menang, apalagi kalah, otomatis akan dipulangkan, karena progam kami adalah mencari RK atau Raja KO," paparnya.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun