Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Money featured

Uang Kertas Rp 100.000: The Most Beautifully Designed Versi Majalah TIME

14 Oktober 2015   12:03 Diperbarui: 7 Desember 2018   12:45 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingat uang, (HARUS) ingat Peruri. Itu kata saya. Meskipun sebagian orang akan mengingat Bank Bank, kantor tempatnya mendapatkan gaji, atau mesin ATM, sebuah benda di masa kini yang benar-benar 'menghasilkan' uang dalam bentuk fisik yang nyata.

Lalu, mengapa harus Peruri? Karena dari BUMN inilah, sejak tahun 1971, uang kertas dan uang logam 'dihasilkan' melalui sebuah proses yang cukup panjang, yang bisa jadi tidak dibayangkan oleh kebanyakan orang. Hingga saat ini, Peruri, telah mencetak beragam pecahan uang kertas dan uang logam. Pecahan uang terbesar negeri ini saat ini adalah Rp 100.000,-. Uang kertas dengan warna dominan merah itu, memiliki dua tokoh sebagai gambar utama di sisi depan uang kertas. Hal ini sangat berbeda, apabila dibandingkan dengan pecahan lain, Rp 1000, Rp 2000, Rp 5000, Rp 10.000, Rp 20.000, maupun Rp 50.000 yang gambar utamanya berupa single figure. Peruri selanjutnya menyerahkan hasil cetaknya kepada Bank Indonesia selaku customer Peruri, dan sesuai fungsinya, Bank Indonesia mengatur sirkulasi uang ke seluruh wilayah Indonesia maupun wilayah tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Di tengah-tengah dua tokoh proklamasi, terdapat teks proklamasi lengkap dengan keterangan tahun yang sempat jadi bahan diskusi, yaitu 'tahoen 05'. Di sisi kanan atas, terdapat lambang negara Garuda, sedangkan di sisi kiri bawah terdapat dua lingkaran yang memiliki efek raba, berfungsi sebagai alat deteksi nominal uang bagi Saudara kita yang tuna netra. Sedangkan di sisi belakang, gedung MPR-DPR menghiasi hampir 50% area cetak dan gambar gedung tersebut menggunakan tinta khusus untuk uang yang memiliki efek raba (tactileeffect).

Gambar kepulauan nusantara lamat-lamat tampak di atas kanan gedung. Paduan warna kuning, hijau dan hijau toska menjadikan seluruh penampilan uang kertas Rp 100.000 ini menjadi kaya warna, namun tetap anggun.

Tak salah, jika majalah TIME, di April lalu, menetapkan uang Rp 100.000 ini sebagai salah satu dari 'The Most Beautifully Designed Currencies from Around the World. Turut bersanding di dalam pilihan uang kertas yang mengagumkan dalam peredaran dunia itu adalah:

1. Chinese Renminbi, pecahan 5
2. Nepalese Rupee, pecahan 5
3. Hongkong Dollar, pecahan 10
4. Indonesian Rupiah, pecahan 100.000
5. Costa Rican Colón, pecahan 20
6. New Zealand Dollar, pecahan 5
7. Qatari Riyal, pecahan 100
8. Kuwaiti Dinar, pecahan 1/2
9. Lebanese Pound, pecahan 50.000

Jika kita perhatikan desain semua pecahan rupiah yang sekarang beredar, akan terlihat sebuah kesamaan, yaitu pahlawan sebagai gambar utama. Terlihat juga aspek budaya atau ciri khas daerah asal dari para tokoh pahlawan yang ditempatkan di sisi sebaliknya. I Gusti Nguah Rai dengan pura di danau Beratan Bedugul, misalnya. Lalu, Oto Iskandar Dinata, dengan gadis pemetik teh di Jawa  Barat; Tuanku Imam Bonjol, dengan pEngrajin tenun Pandai Sikek, Sumatera Barat; Pangeran Antasari dengan tarian adat Dayak; dan seterusnya.

Lalu coba bandingkan dengan pecahan Rp 100.000. Disamping gedung MPR-DPR, naskah proklamasi, dan sebuah gambar rumah di sisi kanan di dekat gambar Soekarno, desain Rp 100.000 ini memiliki 'seribu cerita untuk disampaikan'. Tentang sejarah, tentang kemerdekaan, tentang kedaulatan rakyat.

Semoga, cerita selanjutnya adalah tentang menguatnya nilai Rupiah dan kedaulatan Rupiah itu sendiri.

Salam Kompasiana!

http://time.com/3769335/beautifully-designed-currencies/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun