Maka, kuletakkan hakikat cinta sedemikian rupa hingga memenuhi ruang hatiku.Â
Memenuhi seluruh abjad dan aksara pada bahasa apapun yang kuucapkan berupa kalimat, anak kalimat, maupun kata-kata.Â
Memenuhi seluruh sorot mataku saat pandangku menangkap seluruh bayangan makhluk pada retina mata.Â
Memenuhi seluruh rentang frekuensi bunyi yang sanggup kutampung oleh sanggurdi dan gendang telinga.Â
Memenuhi seluruh rasa dan segala nuansanya.Â
Sebab aku selalu ingat kata-katamu kepadaku di tepian kolam biru bertetangga dengan tanamam bunga Tunjung merah muda.
Begini: "Dhiajeng, satu-satunya hal besar yang menjadi ujian terberat di perjalanan ini adalah cinta".
Seluruh cinta mengejawantah pada sentuh semesta.
Kita lah yang harus mengejanya masing-masing menjadi daya.Â
Air.Â
Api.Â