Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jatuh Cinta yang Menunggu Berani

9 Januari 2021   16:23 Diperbarui: 9 Januari 2021   17:32 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kampus ITB ( https://www.zenius.net/blog/5541/jurusan-kuliah-itb)


propic-mu hari ini tanpa foto wajah
gambarnya jembatan Suramadu
khas jepretan anak seni
: artistik

di memory iphone-ku namamu adalah "Dia"

melihatmu melukis di bawah pohon Kenari

akhir Januari 2019

Lapangan Cinta
membuatku langsung jatuh suka

kau mengingatkanku pada ibuku
: tarian tangan membentuk sketsa di drawing book
: kerjap bola mata cerdas yang indah
: rambut berombak sebahu
: gesture Jawa yang anggun
: wajah berhias senyum manis
andai Ibu masih ada
ia pun akan berpendapat sama

No WA-mu ku tahu dari sahabatku, Wisnu
beberapa kali kulihat online
sering kubayangkan terbaca olehku
"Dia is typing ...."
tentu saja, itu tidak nyata

sering kuketikkan dua, tiga, lima kata
kalimat sapa
tapi dengan kejam tuts backspace menghapus layar tanpa sisa
aku sendiri yang mengetukkannya

di kampus tak jarang aku sengaja menyusuri fasad tinggi beraksen batu kali
pilar-pilar sebesar lebih dari satu pelukan
jalur pejalan kaki
sengaja kususuri memutar
lewat bangunan tua Teknik Lingkungan yang singup dan dingin
pilar-pilar di sini diameternya lebih kecil
gedung LFM
lalu aku akan mencapai gerbang
dengan tumbuhan rambat berbunga merah jambu
tapi aku akan berlama-lama di sisi sayap kiri

Aula Timur
kampusmu
atau lapangan
yang di tepiannya pohon-pohon Kenari

aku di Teknik Kimia
kau di FSRD

kenapa jatuh hati
demikian tak mengenal permisi begini?
seperti benda dari langit yang tiba-tiba saja jatuh ke bumi

aku juga tahu
kau kos di Sekeloa 1
aku di Sekeloa 4
di warung nasi kuning
beberapa kali kita ketemu

kita satu kampus
tapi aku masih menunggu untuk berani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun