Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja di Jakarta Utara

20 Desember 2020   21:11 Diperbarui: 20 Desember 2020   21:23 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selendang Mayang Jingga-dokpri

Seperti dia, 

kau  bukan pemburu senja. 

Hanya saja, seringnya senja terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. 

Seorang penyair pernah membuat perlambang tentang awan-awan yang bagaikan selendang mayang bertabur warna jingga di angkasa. 

Penyair itu bilang ia melihatnya saat senja. 

Kau pernah bilang, kau selalu kagum pada para Kawi yang menggiati susastra, penyair, dan pujangga. 

Aku bilang sastra dan senja kadang kala harus bertemu satu meja. 

Aku tak peduli kau dan dia akan setuju atau tidak.


Seperti kalian, 

aku pun bukan pemburu senja. 

Sandyakala (aku lebih suka menyebutnya demikian), dia-lah yang seringnya menghampiriku secara kebetulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun