Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Catatan dari Kongres Kebudayaan Indonesia 2018| Tentang Abah, Telur, dan Jokowi

10 Desember 2018   09:36 Diperbarui: 11 Desember 2018   16:11 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yai Zawami Imron menerima penghargaan kebudayaan dari Presiden Jokowi di acara penutupan Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.| Dokumentasi Feri Latief (twitte @feri_latief)

Di sini terlihat Jokowi bertepuk tangan dengan antusias dan tertawa lepas. Demikian pula tepuk tangan dari hadirin terdengar lebih keras dari sebelum-sebelumnya. 

"Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan dua kalimat berhikmah, yang pertama dari Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno, mengatakan demikian ketika mengucapkan pidato Vivere Vicolosso, tanggal 17 Agustus 1966.

Apa kata Pak Karno? Kata beliau: Saudara-saudara sebangsa setanah air. Salah seorang penyair kita Chairil Anwar namanya, mengataken. Aku mau hidup seribu tahun lagi. Aku kagum kepada kalimat ini, Saudara. Sukarno juga ingin hidup seribu tahun. 

Tapi mana mungkin seratus tahun saja belum mungkin. Walaupun demikian, cita-cita kemerdekaan yang kutanamkan di hati bangsaku, di hati rakyatku 'haqqul yaqin'  akan hidup sampai 1000 tahun."

Abah membawakan kalimat Bung Karno dengan intonasi hampir persis dengan cara Bung Karno berpidato. 

"Yang kedua, adalah ucapan Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Hatta, beliau mengatakan pada zaman Jepang:

Daripada Indonesia kembali menjadi tanah jajahan lebih bagus tenggelam ke dalam lautan"

Rupanya reminder Abah DZI untuk kita semua tentang pesan dua tokoh proklmasi yang wajahnya tergambar di uang kertas Rp100.000,- itu menyentuh hati audience dan apresiasi tepuk tangan kembali terjadi.

"Akhirnya, kepada Bapak Presiden, 

Kalau kita membeli galah

Carilah bambu di Surabaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun