Mohon tunggu...
siwed
siwed Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer edit terjemahan

Lagi coba menulis rutin

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Makna Beragamnya Alat Musik pada Relief Candi Borobudur

16 Mei 2021   19:28 Diperbarui: 16 Mei 2021   19:37 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Replika alat-alat musik dari relief candi, dimainkan oleh tim SOB (Sound of Borobudur) | Gambar 1: https://japungnusantara.org/

Alat musik Mridangam | Gambar 3: https://bhavan.net/mridangam
Alat musik Mridangam | Gambar 3: https://bhavan.net/mridangam

Mridangam (India). Mridangam adalah alat musik India kuno dan kemungkinan berusia ribuan tahun. Asal-usul pastinya tidak diketahui, tapi alat musik ini berperan penting di banyak cerita tentang dewa-dewi dan tergambar di lukisan-lukisan dan arca-arca yang berasal dari masa 200 SM. Mridangam ini adalah salah satu alat musik perkusi tertua India, yang berasal dari masa 2000 tahun lalu.

Alat musik Pipa | Gambar 4: https://www.globaltimes.cn/
Alat musik Pipa | Gambar 4: https://www.globaltimes.cn/

Pipa (China). Teks-teks China yang paling awal menyebutkan alat musik ini berasal dari masa Dinasti Han di sekitar abad ke-2 (atau tahun 200 M). Pipa mencapai puncak popularitasnya selama Dinasti Tang, dan merupakan alat musik utama dalam kekaisaran. Alat musik ini bisa dimainkan sebagai alat musik tunggal atau sebagai bagian dari orkestra kekaisaran untuk digunakan dalam pertunjukan seperti daqu, pertunjukan tari dan musik.

Alat musik Sheng | Gambar 5: http://www.xinhuanet.com/
Alat musik Sheng | Gambar 5: http://www.xinhuanet.com/

Sheng (China). Sheng adalah salah satu alat musik China tertua. Gambar-gambar yang menampilkan alat musik yang mirip Sheng berasal dari masa 1100 SM, tapi alat musiknya itu sendiri berasal dari Dinasti Han (periode 206 SM--220 M). Sheng ini dibawa ke Rusia pada tahun 1770-an untuk menginspirasi penciptaan alat-alat musik Eropa seperti akordeon dan harmonika.

Dari keempat alat musik yang ditelusuri tersebut, kita bisa melihat bahwa kesemuanya berasal dari masa sebelum masa Borobudur. Masa Borobudur itu sendiri adalah sekitar abad ke-7 dan ke-8 atau tahun 700 M dan 800 M. Jadi, kita bisa memastikan bahwa Borobudur sesungguhnya adalah tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai wilayah di luar Jawa. Mengutip pernyataan Prof. Melanie Budianta, Borobudur adalah sentra persilangan budaya yang dinamis dan inklusif karena di sana terdapat jejak dinamika lintas budaya (persilangan pengaruh dari belahan Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan) -- menembus batas-batas negara-bangsa.

Kenyataan sejarah tentang Borobudur ini membuat saya merenung: Nusantara yang terletak di garis khatulistiwa ini memang sudah nalurinya menjadi tempat persinggahan orang-orang dari berbagai tempat yang dekat maupun yang jauh. Dengan adanya orang-orang yang singgah, kemungkinan besar ada sebagian dari mereka yang kemudian menetap dan berasimilasi dengan orang-orang lokal. Kebudayaan-kebudayaan daerah di seluruh Nusantara ini mungkin bisa dikatakan tidak seratus persen murni kebudayaan lokal. Pasti ada sepersekian persennya yang terpengaruh dari kebudayaan luar. Dengan kata lain, Nusantara adalah sebuah wilayah yang masyarakatnya heterogen sejak ratusan tahun silam. Itu merupakan jiwa Nusantara. Naluri Nusantara. Dan Nusantara itu adalah Indonesia di masa sekarang. Jadi, mengapa ada orang-orang Indonesia di masa kini yang menginginkan Indonesia menjadi seragam dalam hal beragama dan berbudaya? Tidak sadarkah mereka bahwa Tuhan memang sudah menggariskan Indonesia sebagai tempat berdiamnya orang-orang dengan beragam latar (budaya, suku, agama, dan hal-hal berbeda lainnya)? Tidak sadarkah mereka bahwa tuntutan mereka untuk menyeragamkan Indonesia sama saja artinya dengan melanggar "takdir Tuhan"?

Indonesia adalah negara heterogen. Itu harga mati, karena itulah jiwa Indonesia yang sesungguhnya. Wonderful Indonesia.

Sumber Data:

https://en.wikipedia.org/wiki/Pipa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun