Mohon tunggu...
Nawa
Nawa Mohon Tunggu... Freelancer - time watcher

Banyak baca sedikit menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Numpang Transit, Sambil "Backpacker"

31 Mei 2017   08:36 Diperbarui: 31 Mei 2017   08:48 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedikit cerita buat kamu para backpacker dan traveler. Meskipun diluar sana mungkin sudah ada seabrek ulasan yang lebih mendetail tentang trip and traveler dari banyak orang yang sudah berpengalaman.

Ceritaku dimulai sekitar akhir bulan februari ketika bermaksud mengunjungi saudara di Konawe Sulawesi Tenggara. Sekitar dua minggu waktu kuhabiskan disana untuk bercengkerama bersama keluarga kakakku setelah sekian tidak bertemu rasanya mengharu biru saat pertama ku mendarat di kota kecil tersebut. Beserta keponakan- keponakan yang sudah mulai tumbuh remaja dan bersekolah.

Perjalanan dimulai dari Magelang, dengan menumpang bus Damri menuju bandara Adisucipto Yogyakarta. Agak sore tiba di ruang pemberangkatan. Kebetulan kupilih maskapai ekonomi dengan pertimbangan harga terendah. Namun sialnya sudah hampir satu jam menunggu, baru ada announcementbahwa “pesawat masih otewe dari Jakarta, Mohon maaf untuk penumpang atas ketidaknyamannnya,” Begitu kira-kira. Yaa jelas saja tidak nyaman karena total waktu delay sekitar 1 jam 45menit, yang sedianya berangkat pukul 16.00WIB molor sampai menjelang 19.00 (Waktu Indonesia Berubah sewaktu-waktu). Semua penumpang mulai gusar, dan maskapai hanya memberi kompensasi snack ala kadarnya seperti jajanan macam anak SD. Kupikir ya wajarlah tiket murah hihi.

Sampai di Makassar Bandara Sultan Hassanudin waktu menunjukkan pukul 21.00, turun dari pesawat aku langsung menuju mushala bandara niatnya mau sembahyang. Baru selesai dari toilet dan wudlu ada telepon masuk, kuangkat ternyata dari petugas bandara. Katanya aku sudah ditunggu dipesawat menuju kendari secepatnya, duhh. Sampai- sampai dua pegawai Angkasa Pura tadi menjemputku didepan mushala, sudah macam tahanan kota aja kali didampingi sampai eskalator, bahkan speaker announcer berulang kali memanggilku ahaha.

Benar saja semua petugas sudah gusar menyuruh cepat sambil berlari, gile lah. Ini mungkin imbas beruntun dari ketelambatan pesawat mulai dari Jakarta. Sehingga penumpang yang di Makassar pun dibuat ikut menunggu. Sampai didalam ternyata kulihat sudah penuh penumpang. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 1 jam sampailah di Bandara Haluloe Kendari. Dan menempuh 1,5 jam perjalanan darat menuju Kabupaten konawe, tepatnya di kecamatan Uepai, sampai sekitar pukul 23.30 Wita.

Suasana Pulau berjuluk Celebes ini agak berbeda dengan Borneo yang saya tinggali beberapa waktu lalu. Disini terlihat hamparan sawah yang luasnya berhektar-hektar ditanami padi musiman. Dalam satu tahun bisa dipanen 2 kali. Memang berbeda pula kesuburannya dengan tanah Jawa. Namun ada bendungan besar yang mengairi sawah dibangun zaman Orde Baru.

Dua minggu kumanfaatkan untuk bersilaturahim dengan sanak saudara terdekat. Dan sempat mengunjungi beberapa tempat seperti pusat kota pemerintan konawe, sumber mata air panas. kampung orang bali dan sawah-sawah yang terhampar luasnya.

konawe-2-592e1d25929373e1038b4567.jpg
konawe-2-592e1d25929373e1038b4567.jpg
konawe-592e1d9845afbdbc53205ff2.jpg
konawe-592e1d9845afbdbc53205ff2.jpg
Nah, backpacker selanjutnya pun dimulai, yaitu ketika aku memutuskan pulang kembali ke jawa. Awalnya aku merencanan untuk pulang mendarat di pulau Lombok meng-ekslplore Lombok kemudian pulau dewata Bali selanjutnya melalui perjalanan darat dari Banyuwangi hingga pulang Jateng lagi. Namun apa boleh buat, rencana pun berubah.

Dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang langsung menuju Bandara Adisucipto Jogja, dengan mencari tiket pulang dengan waktu transit terlama, di Bandara Makassar. Selanjutnya kutemukan tiket yang paling cocok, yakni transit di Bandara Sultan Hassanudin selama enam jam. Pertimbangan itu semuanya kusesuaikan dengan itinerary berikut yang kubuat sebelumnya.

  • Tiket Pesawat Kendari – Jogja  Rp 694.000,-  (transit di Makassar 07.00- 14.00)
  • Tiket Bus Damri Bandara – Benteng Fort Rotterdam Rp 70.000,-  (PP Rp 140.000,-)
  • Makan siang di warung makan depan benteng Fort Rotterdam Rp 24.000,-
  • Tiket Sukarela Benteng Fort Rotterdam ( goceng – seikhlasnya)
  • The Power of Gugel Maps (Paket Data) hihi

Nah dengan budget 160an ribu rupiah aku sudah bisa explore (di Makassar), kalau ke pantai Losari bisa jalan kaki dari situ pokoknya itu pesisir jadi bisa juga duduk-duduk lihat aktifitas Pelabuhan besar didepan benteng Fort Rotterdam.

benteng-fort-1-592e1dba9293737308f00010.jpg
benteng-fort-1-592e1dba9293737308f00010.jpg
b-hasanudin-2-592e1dcb9293737808f00010.jpg
b-hasanudin-2-592e1dcb9293737808f00010.jpg
pelabuhan-makassar-592e1dedc723bd2f1ef7a2d0.jpg
pelabuhan-makassar-592e1dedc723bd2f1ef7a2d0.jpg
benteng-fort-2-592e1e034523bdd455283a3a.jpg
benteng-fort-2-592e1e034523bdd455283a3a.jpg
As far as I suppose kalo kamu semua yang akan bepergian, saran dariku kalo kepentingannya tidak terlalu urgent dan waktu fleksibel maka buatlah itinerary tambahan dengan teliti seperti kuceritakan diatas. Sedikit merogoh kocek untuk mengeksplore tempat yang kita singgahi. Namun yang perlu diingat “ sebaik- baik perencana adalah Alloh Swt., jadi selalu siap siaga dengan rencana B jika di lapangan terjadi perubahan waktu atau hal lain secara mendadak.

Semoga beruntung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun