Mohon tunggu...
Siti Rohimatul Auliyah
Siti Rohimatul Auliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia sederhana yang senang belajar. Berusaha untuk menjadi diri sendiri yang banyak memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar. Jangan lupa untuk bersyukur atas apa yang menimpa kita.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam dalam Membentuk Karakter Peserta Didik yang Akhlakul Karimah

21 Juli 2021   13:45 Diperbarui: 21 Juli 2021   15:05 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah proses bagi peserta didik untuk dapat memahami dan mengerti sesuatu hal dan mampu membuat manusia berfikir secara kritis. Pendidikan dianggap mampu menciptakan karakter seseorang. Pendidikan karakter merupakan proses yang berlanjut dan tak pernah berakhir, sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan yang ditunjukkan pada terwujudnya generasi yang berakar pada nilai-nilai dan budaya bangsa. 

Pendidikan karakter mempunyai visi dan misi pada dunia pendidikan, khususnya untuk memperbaiki moral generasi  penerus  bangsa  ini.  Berbagai  cara  dilakukan  dengan  tujuan untuk  mencegah krisis  moral  dan  karakter  dengan  cara  menerapkan  sistem  hukum  yang  lebih  kuat  lagi untuk menekan masalah tersebut melalui pendidikan akhlak.

Beberapa hal yang perlu dipahami mengenai karakteristik peserta didik adalah (1) Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, (2) Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu semaksimal mungkin, (3) Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, (4) Peserta didik merupakan subjek dan objek sekaligus dalam pendidikan yang dimungkinkan dapat aktif, kreatif, serta produktif, (5) Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dalam mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.  

Nilai-nilai keislaman bersifat mutlak kebenarannya, universal, dan suci. Kebenaran dan kebaikan agama mengatasi rasio, perasaan, keinginan dan nafsu-nafsu manusiawi dan mampu melampui subyektifitas golongan, ras,bangsa, dan stratifikasi social. Bentuk Nilai-Nilai Islam yaitu (1) Wajib (baik), (2) Sunah (setengah baik), (3) Mubah (netral), (4) Makruh (setengah buruk), (5) Haram (buruk). 

Strategi Guru dalam Meningkatkan Aklhakul Karimah yaitu seorang guru bertugas dalam meningkatkan akhlak siswa adalah dengan mengajarkan tentang akidah yang benar terhadap alam dan kehidupan, karena akhlak tersarikan dari akidah dan pancaran dirinya. Oleh karena itu, jika seseorang berakidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika akidah salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar. 

Akidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar. Karena barang siapa mengetahui Sang Penciptanya dengan benar, niscaya ia akan dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah Allah. Sehingga ia tidak mungkin menjauh atau bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah ditetapkan-Nya. 

Adapun yang dapat menyempurnakan akidah yang benar terhadap Allah adalah berakidah dengan benar terhadap malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada para Rasul dan percaya kepada Rasul-rasul utusan-Nya yang mempunyai sifat jujur dan amanah dalam menyampaikan risalah Tuhan Mereka. 

Dalam strategi untuk meningkatkan akhlakul karimah peserta didik tentuntunya guru harus menyusun strategi, diantaranya yaitu:

(1) Metode teladan yang baik. Keteladanan adalah peniru ulung. Segala informasi yang masuk, baik melalui penglihatan dan pendengaran orang-orang disekitarnya.

(2) Cerita-cerita Islami. Banyak sekali cerita Islami yang mengisahkan banyak tokoh Islam, baik ketika para tokoh itu masih anak-anak, remaja, dewasa, bahkan tua. Cerita itu ada yang termuat dalam Al-Quran atau Hadist dengan harapan anak-anak bias meniru mereka.

(3) Metode pembiasaan. Untuk melaksanakan tugas atau kewajiban secara benar dan rutin terhadap anak diperlakukan pembiasaan. Misalnya agar anak dapat melaksanakan shalat secara benar dan rutin maka mereka perlu dibiasakan shalat sejak masih kecil, dari waktu ke waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun