Mohon tunggu...
Poloria Sitorus
Poloria Sitorus Mohon Tunggu... Novelis - Mantan Jurnalis yang ingin terus menulis. Pecinta Novel, Dongeng dan Puisi. Hobi nulis, baking cake dan berkebun.

https://dapurpenadeardomoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Siapkah Kita Menyongsong Sistem Ekonomi Digital Super Canggih ?

12 Desember 2018   18:57 Diperbarui: 13 Desember 2018   20:36 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum adanya uang sebagai alat tukar resmi, manusia pra-sejarah melakukan transaksi jual-beli dengan saling bertukar barang (barter). Namun setelah sekian lama, barter dirasa mulai tidak efektif lagi. 

Dalam sistem barter, beberapa pihak merasa tidak mendapatkan pertukaran yang seimbang, sehingga muncullah berbagai persoalan. Hal inilah yang kemudian melahirkan ide-ide jenius untuk menciptakan alat bertransaksi yang lebih efektif sebagaimana kita kenal sekarang ini sebagai "UANG".

Sejak lahirnya uang, uang telah mengambil peranan penting yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Hampir semua aspek kehidupan manusia di dunia ini "dinilai" dengan uang. Dan dengan berkembangnya penggunaan uang dalam kehidupan manusia, maka dunia perbankan juga turut berkembang.

Istilah BANK sendiri berasal dari bahasa Italia, yaitu: "Banque" atau "Banca" (kuninghijau.wordpress.com). Istilah ini, awalnya merujuk pada orang-orang yang duduk dan melakukan transaksi penukaran uang atau valuta asing (money changer) yang awalnya hanya menjembatani pertukaran uang pada zaman Rainaissans.

Namun dalam perkembangannya, aktifitas perbankan tidak hanya melayani money changer, tetapi juga pada transaksi simpan-pinjam uang. Kemudian perkembangannya semakin pesat sesuai dengan perkembangan industri dan perdagangan dunia.

Pada awalnya perkembangan perbankan merupakan usaha negara-negara Eropa dalam melancarkan perdagangan perbedaan mata uang. Lalu dilakukanlah konversi satu mata uang ke mata uang lainnya atau disebut money changer. Itu sebabnya, sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari era penjajahan masa Hindia Belanda.

Di zaman modern, kini hampir segala sesuatunya "diukur" dengan uang. Mulai dari barang kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, kebutuhan tersier, dan seterusnya. Saat ini, jasa pun dinilai dengan uang. Bahkan, dalam banyak adat-istiadat dan kebudayaan--nilai mahar pengantin pun diukur dengan uang. Secara umum, uang telah masuk ke segala aspek kehidupan manusia.

UANG telah banyak mengalami revolusi dalam perjalanan sejarah panjangnya. Begitupun cara manusia dalam menggunakannya. Jika pada awalnya, manusia menggunakan uang dalam bentuk nyata secara fisik (real) kini kita memasuki era ekonomi digital dengan penggunaan uang yang lebih modern atau lazim disebut e-money.

Perkembangan teknologi internet dan jaringan komunikasi nirkabel telah mengubah cara manusia modern melakukan transaksi perbankan. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi digital secara global. Dan turut mendorong sektor perbankan memperkuat aspek permodalan dan investasinya di sisi IT. Bank swasta maupun BUMN diharuskan sanggup berkompetisi menyediakan berbagai platform dan aplikasi teknologi canggih yang mampu mendukung pertumbuhan sistem ekonomi digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun