Mohon tunggu...
Pesta Ferdinan Sitohang
Pesta Ferdinan Sitohang Mohon Tunggu... Administrasi - hanya rakyat biasa

masih muda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demo(krasi) Generasi Millenial

3 Desember 2018   10:50 Diperbarui: 3 Desember 2018   10:57 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Demokrasi -- membuka jendela seluas-luasnya bagi mereka yang menginginkan kebebasan dalam mengutarakan pendapat. Dengan alasan demokrasi banyak pakar-pakar politik karbitan yang terbit, tampil laiknya seorang ksatria di tengah-tengah bangsa dan negara. 

Dengan khayalan tingkat tinggi, pakar-pakar tersebut mengayunkan senjata apa saja yang mereka punya ke kiri, kanan, atas dan bawah dengan harapan ada yang kena. Tentu saja masyarakat yang akan jadi korban.

Demokrasi membuka sebuah era baru dalam berpolitik, berpendapat dan berpikir. Kebebasan diartikan sebagai sesuatu yang mutlak oleh mereka yang memiliki kepentingan-kepentingan pribadi maupun golongan. Tentu tujannya adalah kekuasaan. 

Manuver-manuver bak di film aksi, tidak perlu menggunakan senjata tajam, cukup untaian kata-kata provokasi, kebencian dan pemutarbalikan fakta, semua bisa menciptakan suasana yang baru.

Dalam suasana politik saat ini tentunya semua ingin mengambil peran dan panggung. Yang tidak dapat peran ataupun panggung tentunya akan tenggelam dan tidak akan terlihat lagi, kecuali dia mampu bertahan dan pintar dalam melakukan manuver. 

Politik tajam seperti silet, dia akan membelah apa saja yang disayatnya, namun tidak akan mampu merajutnya kembali. Demokrasi dipergunakan dalam lingkup politik, namun digunakan untuk memecah belah persatuan yang diperjuangkan oleh pahlawan-pahlawan bangsa.

Generasi masa kini hanya mengerti melakukan kritik, tanpa tau bagaimana mengisi kemerdekaan dengan capaian-capaian yang luar biasa. 

Generasi masa kini terbuai dengan metode-metode instan untuk mencapai sesuatu, tanpa memikirkan proses, sebab dan akibat. Generasi kini yang mengumbar emosi, empati dan simpati demi sebuah peran dan panggung dalam dunia digital millenia. Generasi yang ketika ditegor akan balik melawan dengan alasan demokrasi.

Demokrasi dan teknologi telah menjadi kombinasi senjata yang mematikan bagi mereka yang haus akan kekuasaan. Sebaliknya bisa menjadi sahabat apabila dipergunakan dengan baik dan benar. 

Layaknya sebuah pedang, apabila berada di tangan yang tepat, maka akan dipergunakan untuk kebenaran, namun apabila ditangan orang yang salah, maka akan menciptakan kekacauan yang luar biasa.

Lantas apa yang bisa kita pergunakan sebagai bekal bagi generasi sekarang dan yang akan datang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun