Kedatangan kita ternyata banyak merugikan tuan rumah seperti hewan dan tumbuhan, air, tanah, udara, dan sebagainya kecuali makhluk hidup bernama manusia. Seharusnya kita bertamu dengan sopan, tidak merusak apa-apa didalamnya. Kita hanya singgah, kita juga harus tahu batasan, dan tepatnya kita harus sadar.
"Bos, bagian mana lagi nih?" Salah satu pegawai penebangan hutan di wilayah penghutanan, bertanya.
"Lakukan sampai rata!" Jelas atasan atas perintahnya kepada para pegawai.
Wilayah ke wilayah hutan digundulkan, hijau dan asrinya hutan kini jarang terlihat lagi bukan? Banyak hewan, (tuan rumah) yang bertahan hidup didalamnya. Berkembak biak, mencari makan, menjaga susah payah tempat tinggalnya. Tumbuhan yang di sana pun tak jauh beda bernasib malang. Air yang dihilangkan sumbernya. Tanah yang dimatikan hidup-hidup, dan udara yang di fitnah menyebarkan polusi. Manusia, yang sebagai tamu sangat berlaku sesuka hati.
Sampah berserakan hampir menutupi kesucian, mengumbar bau tak sedap menghalangi hak pernapasan. Terlihat ringan dengan satu tangan yang begitu saja melemparkan suatu benda yang sudah tak layak pakai kembali. Satu tangan, di kali dengan penghuni bumi ini. Tepuk tangan paling meriah-
Slogan, "Buanglah sampah pada tempatnya" Semua benar dilakukan, di buangnya sampah pada tempatnya. Tapi jika membuangnya dari jarak jauh, lalu terpeleset lah sampah itu, tidak menjamin sampah itu sampai pada tempat sampahnya.Â
"Simpanlah sampah pada tempatnya"Â
Sepertinya lebih pas. Perfect.
"Gue nitip cemilan ya." Sahut siswi yang duduk di bangku SMA.
"Oke, apa aja ya?" Tanya memastikan teman sebayanya.
"Iya, terserah lo aja. Yang penting cemilan." Lanjut balasnya.