Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah Biru yang Terluka (70)

1 April 2017   17:51 Diperbarui: 2 April 2017   02:00 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bagian ke Tujuh Puluh :  BINCANG  ANTARA  DUA  HATI

Angin semilir nan  lembut, juga cuaca yang begitu tenang, serta awan merah muda gemulai di atas.

Semua  seolah memayungi dan menaungi kita yang terus melaju dengan perlahan.dan tenang.

“Ada yang ingin engkau tanyakan Puteri  ?” aku seperti tersentak, rupanya beliau mengerti apa yang ada dalam hatiku.

Aku menghela nafas :” Apa yang sebaiknya saya lakukan Puteri Mutiara ? “ tanyaku terbata.

Sekejap menoleh padaku, kemudian menepuk-nepuk ikan pari itu, dan seperti mengerti ikan itu makin melambatkan laju renangnya.

“Sebaiknya engkau kembali ke negara asalmu. Disana ada ayah dan bundamu, …” beliau berhenti sejenak, memandang kembali ke angkasa

“Mereka masih percaya, bahwa anak satu-satunya akan kembali kepada mereka.” Di pandangnya aku, jantung ini rasanya  terhentak –tiba-tiba ingatanku melayang kepada ayah dan ibuku.

Tanpa kusadari air mata ini mengalir “Mereka masih terus mencari engkau Puteri, dan ada satu lagi yang terus masih mencari engkau mendampingi ayah dan bundamu. ?” bayangan Achsan segera terlintas  di hati ini.

“Achsan  ?” aku seolah bertanya pada diriku sendiri.

Puteri Mutiara tersenyum dan mengangguk “Iya, mereka masih terus mencari engkau. Sepertinya ada dua sahabat dan seseorang yang juga merindukan engkau.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun